Puisi: Mantra Air (Karya Aprinus Salam)

Puisi "Mantra Air" menciptakan suasana reflektif terhadap sifat air dan keterkaitannya dengan kehidupan manusia. Dengan menggambarkan air sebagai ...
Mantra Air


Dalam wujud tanpa bentuk, mengalirlah sepanjang hidup, mengalirlah
kepada pinggir tak bertepi, mengalirlah kepada hujan, mengalirlah kepada tanah,
mengalirlah kepada pohon-pohon, mengalirlah kepada akar, mengalirlah
kepada rindu yang tak selesai

Dalam bentuk tanpa wujud, mengalirlah sepanjang jalan yang jauh, mengalirlah
sepanjang usia, mengalirlah kepada kendi, mengalirlah kepada ceret, mengalirlah
kepada gelas, mengalirlah kepada tenggorokan, mengalirlah kepada tubuhku,
mengalirlah kepada lahir, mengalirlah kepada mati

Dalam wujud seperti diriku, mengalirlah kepada darah beningku, mengalirlah
kepada syaraf kasihku, mengalirlah kepada sungai sayangku, mengalirlah
kepada laut merindu

Dalam bentuk seperti dirimu, mengalirlah kepada rindu yang syahdu, mengalirlah
kepada cinta yang satu, mengalirlah, mengalirlah
mengalirlah


Analisis Puisi:
Puisi "Mantra Air" karya Aprinus Salam menghadirkan sebuah perenungan mendalam terkait sifat dan peran air dalam kehidupan, sambil merentangkan makna-makna filosofis yang melibatkan eksistensi manusia.

Simbolisme Air: Puisi ini mengangkat air sebagai simbol yang mewakili kehidupan, kelahiran, dan sifat transformatif. Air dianggap mengalir sepanjang hidup, seperti metafora bagi perjalanan manusia dari kelahiran hingga kematian. Air juga menggambarkan ketidakberbentukan dan kemampuannya untuk mengisi berbagai bentuk, yang merujuk pada keberagaman pengalaman manusia.

Dua Dimensi Air: Puisi menyajikan dua dimensi air, yakni wujud tanpa bentuk dan bentuk tanpa wujud. Ini menyoroti sifat dualistik air yang bisa hadir dalam berbagai bentuk, dari tetesan hujan hingga sungai yang meluap. Penggambaran ini menggambarkan kompleksitas dan keunikan pengalaman hidup.

Keterkaitan Manusia dengan Alam: Pengaliran air kepada berbagai unsur alam, seperti tanah, pohon, dan laut, mencerminkan hubungan erat antara manusia dengan lingkungannya. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan keterkaitan yang mendalam antara manusia dan alam, serta bagaimana interaksi ini membentuk perjalanan hidup.

Perjalanan Hidup dan Kematian: Dengan menyebutkan "kepada lahir" dan "kepada mati," puisi merangkum perjalanan hidup manusia dari awal hingga akhir. Air digambarkan sebagai saksi yang setia mengalir melalui semua tahapan kehidupan, termasuk kematian. Ini menciptakan perasaan kontinuitas dan siklus yang tak terputus.

Sifat Universal Mantra Air: Puisi ini menciptakan kesan mantra yang bersifat universal. Pengaliran air diibaratkan sebagai doa atau ritual yang melibatkan seluruh eksistensi. Hal ini memberikan nuansa spiritual dan mendalam pada pengalaman manusia terhadap air.

Cinta dan Rindu: Penggambaran air yang mengalir kepada "laut merindu" menambah dimensi emosional dalam puisi. Rindu dihadirkan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari manusia dan menciptakan keterhubungan emosional yang abadi.

Puisi "Mantra Air" menciptakan suasana reflektif terhadap sifat air dan keterkaitannya dengan kehidupan manusia. Dengan menggambarkan air sebagai sumber kehidupan dan simbol spiritual, Aprinus Salam memberikan penghormatan kepada keajaiban alam dan perjalanan manusia di dalamnya.

Puisi
Puisi: Mantra Air
Karya: Aprinus Salam
© Sepenuhnya. All rights reserved.