Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Malam yang Buruk (Karya Ahda Imran)

Puisi "Malam yang Buruk" mengeksplorasi tema kegelapan, ketidakjelasan, dan kesendirian dalam suasana malam yang suram. Ahda Imran dengan cermat ...
Malam yang Buruk

Ini malam yang buruk
asap ganja, perut yang lapar,
langit-langit gedung yang mengerikan - 
lambang negara dan potret sepasang lelaki
yang entah apa gunanya. Sebaiknya aku pergi
sambil mengingat-ingat potongan sebuah lagu
seperti mencari-cari wajahmu. Aku melupakan
lagu itu tapi sepasang matamu telah lebih dulu
menghisap pikiranku

Aku berjalan dengan sepasang mata
yang tak punya pikiran - di sebuah malam
ketika listrik seluruh kota dipadamkan
dan hujan diturunkan

Ini malam yang buruk
asap ganja, perut yang lapar,
bayangan bahwa malam ini aku bisa
saja mati. Aku ingin menangis untuk ketakutan
dan kesedihan banyak orang. Kuingat sebuah puisi
dan kulupakan. Aku tak ingin memikirkan apapun

Aku berjalan dengan pikiran
yang tak lagi punya siapapun. Sepatuku basah
dan berlintah. Orang-orang memandangku -
merogoh-rogoh pikiranku, mencari-cari namamu
seperti suara yang memanggil-manggil ibu

Asap ganja, perut yang lapar,
jendela-jendela rumah dan gedung
tertutup, seperti mata yang terpejam

Ini malam yang buruk...

2011

Analisis Puisi:

Puisi "Malam yang Buruk" karya Ahda Imran menciptakan gambaran tentang kegelapan dan kebingungan yang melanda saat malam tiba.

Gambaran Malam yang Gelap: Penyair menggunakan gambaran fisik yang kuat untuk menggambarkan suasana malam yang suram. Asap ganja, perut yang lapar, dan langit-langit gedung yang mengerikan menggambarkan ketidaknyamanan dan kekacauan yang ada di sekitar.

Ketidakjelasan dan Kegelapan: Puisi ini menciptakan suasana ketidakjelasan dan kebingungan. Ada kehilangan dan kekosongan dalam pikiran sang penyair yang tercermin dari potret malam yang buruk. Bahkan saat listrik kota padam dan hujan turun, suasana tetap suram dan tidak jelas.

Pencarian dan Lupa: Penyair mencoba mencari-cari wajah yang dikenalnya, seperti mencari potongan sebuah lagu, tetapi kemudian dia lupa. Hal ini mencerminkan kebingungan dan perasaan terputus yang dialaminya dalam malam yang gelap.

Kehilangan dan Kesendirian: Ada kesan kehilangan dan kesendirian yang mendalam dalam puisi ini. Penyair merasa terputus dari dunia dan orang-orang di sekitarnya, dengan pikiran dan perasaannya terombang-ambing di malam yang suram.

Penutup yang Gelap: Puisi ini ditutup dengan pernyataan bahwa malam yang buruk itu adalah bagian dari kenyataan yang ada. Bahkan ketika jendela-jendela rumah dan gedung tertutup, suasana tetap gelap dan membingungkan.

Puisi "Malam yang Buruk" mengeksplorasi tema kegelapan, ketidakjelasan, dan kesendirian dalam suasana malam yang suram. Ahda Imran dengan cermat menciptakan gambaran yang menggelapkan dan menyedihkan, mencerminkan kekacauan pikiran dan perasaan yang dialami dalam situasi yang tidak pasti.

Ahda Imran
Puisi: Malam yang Buruk
Karya: Ahda Imran

Biodata Ahda Imran:
  • Ahda Imran lahir pada tanggal 10 Agustus 1966 di Baruah Gunuang, Sumatera Barat, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.