Puisi: Leher (Karya Arif Bagus Prasetyo)

Puisi: Leher Karya: Arif Bagus Prasetyo
Leher

Tidur. Tinggalkan aku mabuk bersama akar dan tempayak, suara yang menembus jangat bumi dan mengerat batu lahat riwayatmu yang dipahat dengan nyawa. Kureguk arak bangkai dari lambung sumur tua, terhuyung menyusuri lorong cacing yang berlendir dan bergaung bagai lonceng tengah malam memanggilku bersembahyang di lehermu yang menganga. Tapi urat-urat lumut di tanganku berkeringat merambati gagang parang, isi perut hewan kurban dan monumen tegak terpancung -- kerabat kegelapan yang terkubur awan debu pelupukmu. Dan semilir bau busuk menyeruak dari bibir mata air yang mencecap getah bunga kata-kata musim semi air mata.

Tidurlah. Percuma kau berduka. Tak ada mayat-mayat atau gurat pada nisan. Tinggal aku yang tersungkur melamunkan dengkur leher membangkitkan akar-akar dan tempayak di jakunmu menyelusup mimpi-mimpi mencekikmu dan membuat kau tersengal kau tersedak memuntahkan jerit daging tulang darah dia datang memotongmu dia datang malam itu mencincangmu!

1997
Puisi: Leher
Puisi: Leher
Karya: Arif Bagus Prasetyo
© Sepenuhnya. All rights reserved.