Puisi: Hari Ibu (Karya Andy Sri Wahyudi)

Puisi "Hari Ibu" karya Andy Sri Wahyudi mengajak pembaca untuk merenung tentang nilai-nilai yang unik dan tak tergantikan yang dimiliki oleh ...
Hari Ibu

Ibu, aku tak cukup lelaki menjadi ibu.

Sumber: Ibliz Imut dan Uh Kamu Nyebelin (2012)

Analisis Puisi:

Puisi "Hari Ibu" karya Andy Sri Wahyudi adalah sebuah ungkapan yang singkat namun penuh makna tentang rasa hormat dan penghargaan terhadap seorang ibu. Dengan satu kalimat yang sederhana, puisi ini menggambarkan kehormatan terdalam terhadap peran seorang ibu.

Ketidaktentuan dalam Peran Seorang Lelaki sebagai Ibu: Kalimat "Ibu, aku tak cukup lelaki menjadi ibu," membuka ruang refleksi tentang peran dan karakteristik seorang ibu. Penyair dengan jujur mengakui bahwa sebagai seorang lelaki, dia tidak dapat sepenuhnya menggantikan peran seorang ibu. Ungkapan ini mencerminkan pemahaman mendalam akan keistimewaan dan kekuatan peran ibu dalam membentuk kehidupan seseorang.

Pemaknaan Kelembutan dan Kasih Sayang dalam Puisi: Meskipun sederhana, kalimat tersebut mengandung kelembutan dan kehangatan. Penyair menyampaikan kelemahan pribadinya dalam melaksanakan peran seorang ibu, namun juga memberikan pujian tak terhingga terhadap kelembutan, perhatian, dan kasih sayang yang melekat pada peran ibu.

Pengakuan Terhadap Peran Ibu sebagai Tak Tertandingi: Dengan kalimat pendek ini, penyair memberikan pengakuan terhadap keunikan dan tak tertandinginya peran seorang ibu. Puisi ini tidak hanya mencerminkan ketidakmampuan lelaki untuk menjadi ibu, tetapi juga mengakui bahwa kelembutan, kebijaksanaan, dan kasih sayang ibu adalah aspek-aspek yang sangat khas dan tidak dapat digantikan oleh siapapun.

Simbolisme dalam Kalimat Pendek: Meski singkat, kalimat ini mengandung simbolisme yang kuat. Ungkapan "tak cukup lelaki menjadi ibu" tidak hanya berkaitan dengan peran gender, tetapi juga mengusik kesadaran akan kelembutan, keberanian, dan ketabahan yang melekat pada peran seorang ibu.

Secara keseluruhan, "Hari Ibu" adalah sebuah puisi yang sederhana namun mendalam. Dengan kata-kata yang minim, penyair berhasil menyampaikan penghormatan, rasa hormat, dan kesadaran akan keistimewaan peran seorang ibu. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang nilai-nilai yang unik dan tak tergantikan yang dimiliki oleh seorang ibu dalam perjalanan hidup kita.

Andy Sri Wahyudi
Puisi: Hari Ibu
Karya: Andy Sri Wahyudi

Biodata Andy Sri Wahyudi:
  • Andy Sri Wahyudi lahir pada 13 Desember 1980 di kampung Mijen, Minggiran, Yogyakarta.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Tetap Sendiri Tiada teman datang dalam susahku Barangkali sendiri aku hadapi ajal Tapi tak pernah aku lupakan kodratku Dulu aku hadir sendiri dari rahim Ibu. Analisis Pui…
  • Sebuah Kamar Sebuah jendela menyerahkan kamar ini pada dunia. Bulan yang menyinar ke dalam mau lebih banyak tahu. "Sudah lima anak bernyawa di sini, Aku salah satu!" Ibuku …
  • Hai, Ma! Ma! Bukan maut yang menggetarkan hatiku. Tetapi hidup yang tidak hidup karena kehilangan daya dan kehilangan fitrahnya. Ada malam-malam aku menjalani …
  • Lagu Serdadu Kami masuk serdadu dan dapat senapan ibu kami nangis tapi elang toh harus terbang. Yoho, darah kami campur arak! Yoho, mimpi kami patung-patung dari perak! Nen…
  • Laut Ibu Begitu dalam lautmu aku tersesat dalam gelombang menghempas pandang ke daratan pecah hasrat dikutuk buih. Ah, Ibu, bila lautmu kembali murka tubuhku terh…
  • Yatim Piatu Belum jemu juga melagu sendu lukanya hati pecahnya hati kemarin pagi ayah pergi tadi sore ibu lari. Tetes darah tetes darah l…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.