Puisi: Dongeng Sabarud'din (Karya Sindu Putra)

Puisi "Dongeng Sabarud'din" karya Sindu Putra merupakan cerminan dari perjalanan hidup manusia yang penuh dengan perjuangan, pencarian makna, dan ...
Dongeng Sabarud'din

aku kisahkan kembali padamu, riwayat Cupak-Grantang
kedua namamu itu, aku temukan lagi, di sepanjang jalan ke Lombok Selatan

dengarlah dengan sabar, Sabarud’din, kisah cinta segi tiga
       kau,   aku,   dengan masa lalu, masa kini dan masa depan.
aku mulai dengan cerita burung yang menangis,
kemarau, matahari hitam, pelangi api di langit yang berlubang
paceklik, tanah terbelah panas. batu-batu bergerak
mencari lingkaran yang tersisa
dengan puisimu, tulislah tangis burung tanpa air mata
tangis tubuh yang ngilu tersekap di goa yang gelap
tangis gadis yatim yang diculik raksasa hitam, raksasa miskin dan buta huruf

kaulah sekarang, namamu Cupak-Grantang
       kaulah Cupak kaupun Grantang
dari tanganmu yang menyala, tumbuh hujan, pohon air yang paling tua
dari lidahmu batu-batu bermekaran, ke lubang tubuhmu batu-batu berlayar
batu berasap, batu nasib yang paling kelu, batu rumah tembakau,
batu cahaya yang menyusun pintu goa malam
tempat gadis kesayanganmu, yang tak bisa membaca relief pagi,
bayangan bulan sabit dan bintang fajar, disembunyikan

baca, bacalah dalam hatimu, hidup adalah sayembara abadi
waktu untuk membebaskan gadis impianmu, dari gelap mata
dari gelap goa gerhana silam, belajar menenun subahnala
menangkap kunang-kunang, dan menangkap nyale
menjadikan diri, ladang tanpa tepi, tanpa musim, dan tanamlah
dengan tawakal, tembakau yang berbunga sepanjang sawah. belajar
melinting nasib, menghirup dengan lapang dada: peruntungan dan kemalangan

Sabarud’din, aku kisahkan sekali kini, padamu, riwayat Cupak-Grantang
karena raksasa-raksasa datang kembali, raksasa yang tidak lagi hitam
apalagi miskin dan buta huruf. tapi raksasa dengan rasa lapar tanpa batas
yang akan menculik gadis-gadis kekasihmu,... bukan menyembunyikannya di goa
yang tidak lagi gelap, namun menyembunyikannya di rumah-rumah kaca
menjadikannya buruh migran di kampung halaman.

aku tuliskan lagi padamu, kedua namamu itu
di sepanjang jalan ke Lombok selatan
namamu Cupak-Grantang. baca. bacalah kembali.

Analisis Puisi:

Puisi "Dongeng Sabarud'din" karya Sindu Putra adalah sebuah kisah epik yang menggambarkan perjalanan seorang pahlawan, Cupak-Grantang, dan tantangannya dalam menghadapi rintangan hidup.

Narasi Dongeng: Puisi ini dimulai dengan narasi dongeng yang menghadirkan elemen-elemen magis dan mitologi, seperti burung yang menangis, pelangi api, dan raksasa hitam. Elemen-elemen ini membangun suasana dongeng yang kaya akan imajinasi dan keajaiban.

Simbolisme Batu: Batu menjadi simbol utama dalam puisi ini, mewakili kekuatan alam dan ketahanan manusia. Batu melambangkan keberanian, keteguhan hati, dan kemampuan untuk mengatasi rintangan. Pergeseran makna batu dari simbol fisik menjadi simbol spiritual menunjukkan transformasi karakter Cupak-Grantang dalam mencari kebenaran dan keadilan.

Tantangan Hidup: Cupak-Grantang dihadapkan pada serangkaian tantangan hidup yang meliputi perjuangan melawan raksasa hitam, menemukan kebenaran, dan membebaskan gadis impian dari cengkeraman kegelapan. Tantangan ini mencerminkan perjalanan spiritual dan pertumbuhan pribadi yang harus dihadapi oleh setiap manusia dalam menjalani hidupnya.

Perjuangan Melawan Keburukan: Puisi ini menggambarkan perjuangan melawan keburukan dan kekuatan gelap yang mencoba menguasai manusia dan dunia. Cupak-Grantang, sebagai pahlawan dalam dongeng ini, melambangkan keberanian dan keadilan dalam menghadapi kejahatan.

Pesan Moral: Melalui dongeng ini, penyair menyampaikan pesan moral tentang pentingnya keteguhan hati, keberanian, dan tawakal dalam menghadapi cobaan hidup. Cupak-Grantang menjadi contoh bagi pembaca untuk tidak pernah menyerah dalam menghadapi tantangan dan mengikuti ajaran kebenaran.

Puisi "Dongeng Sabarud'din" karya Sindu Putra bukan sekedar sebuah kisah epik, tetapi juga merupakan cerminan dari perjalanan hidup manusia yang penuh dengan perjuangan, pencarian makna, dan pertumbuhan spiritual. Dengan penggunaan simbolisme yang kuat dan narasi yang memikat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna mendalam tentang kehidupan dan eksistensi manusia.

Puisi
Puisi: Dongeng Sabarud'din
Karya: Sindu Putra
© Sepenuhnya. All rights reserved.