Puisi: Cerita Pagi Supri (Karya Andy Sri Wahyudi)

Puisi "Cerita Pagi Supri" karya Andy Sri Wahyudi menghadirkan potret keseharian yang unik dan penuh warna. Melalui kombinasi realitas, imajinasi, ...
Cerita Pagi Supri

Supri sedang bercermin sambil bernyanyi lagu-lagu rohani. bayinya menangis menetek istrinya yang sedang bermimpi mengoleksi perkakas dapur. sajadah dijadikan sprei dan pembungkus bekal sekolah anak-anaknya. segelas kopi dan sebatang rokok bercerita tentang musim paceklik jatuh di atas ranjang. sebuah dapur tanpa asap menjadi hantu pagi pucat pasi. kini supri telah mencair bersama matahari, menciumi hangat jalanan beraspal sambil menabuh genderang!

2007

Sumber: Ibu, Aku Minta Dibelikan Mushola (2012)

Analisis Puisi:

Puisi "Cerita Pagi Supri" karya Andy Sri Wahyudi merangkum kehidupan sehari-hari Supri dengan sentuhan yang mengaduk perasaan pembaca.

Keseharian sebagai Inspirasi: Puisi ini mengambil inspirasi dari kehidupan sehari-hari Supri, menggambarkan momen-momen kecil yang mungkin terlewatkan di tengah rutinitas harian. Pilihan ini memberikan kedalaman pada puisi, menghidupkan karakter dan setting.

Kombinasi Realitas dan Imajinasi: Penggunaan imajinasi dalam puisi ini, seperti bayi menangis menetek sajadah, dan pembungkus bekal yang menjadi sprei, menciptakan nuansa magis dan mendorong pembaca untuk merenung tentang dunia nyata yang sering diubah oleh persepsi dan kreativitas.

Kontras dalam Citra: Kontras antara Supri yang bernyanyi lagu-lagu rohani sambil bercermin dengan bayinya yang menangis, menciptakan nuansa ironi. Ini menyoroti realitas kompleks kehidupan sehari-hari yang terkadang penuh dengan kontradiksi dan tantangan.

Personifikasi Objek Rumah Tangga: Penggunaan personifikasi terhadap sajadah, kopi, dan rokok memberikan dimensi emosional pada objek-objek tersebut. Mereka menjadi narator bisu dalam cerita dan menggambarkan bagian dari kehidupan Supri.

Warna dan Suasana: Puisi ini menciptakan palet warna yang kaya dengan menggambarkan dapur tanpa asap sebagai hantu pagi pucat pasi. Gambaran ini menciptakan atmosfer suram dan menyampaikan pesan tentang kondisi kehidupan Supri yang mungkin penuh dengan kesulitan.

Simbolisme Kopi dan Rokok: Segelas kopi dan sebatang rokok yang bercerita tentang musim paceklik menciptakan simbolisme terhadap perjuangan hidup. Mereka menjadi penanda musim sulit dan ketekunan Supri dalam menghadapinya.

Kesatuan dengan Alam: Penggambaran Supri yang mencair bersama matahari dan menabuh genderang di jalanan menunjukkan kesatuan dengan alam. Ini dapat diartikan sebagai kekuatan dan ketangguhan manusia yang dapat bersinergi dengan lingkungan sekitarnya.

Narasi dan Ritme: Puisi ini memiliki narasi yang kuat, menjalin keseharian Supri dengan ritme yang mengalir seperti lagu. Hal ini menciptakan daya tarik dan memudahkan pembaca untuk merasakan setiap momen yang dijelaskan.

Penutup dengan Kesan Positif: Meskipun menggambarkan kehidupan yang mungkin sulit, puisi ini menutup dengan Supri yang telah mencair bersama matahari dan menabuh genderang, memberikan kesan positif tentang ketahanan dan semangat yang melekat pada karakter utama.

Puisi "Cerita Pagi Supri" karya Andy Sri Wahyudi menghadirkan potret keseharian yang unik dan penuh warna. Melalui kombinasi realitas, imajinasi, dan simbolisme, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang makna di balik momen-momen sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

Andy Sri Wahyudi
Puisi: Cerita Pagi Supri
Karya: Andy Sri Wahyudi

Biodata Andy Sri Wahyudi:
  • Andy Sri Wahyudi lahir pada 13 Desember 1980 di kampung Mijen, Minggiran, Yogyakarta.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.