Bulan
intiplah bulan itu, ukhti
kerana ia tersenyum
saat kurangkum dalamnya dekap
dan kau mulai bercerita
dengan ceria
tentang tempat
yang purnama bisa makin ada makna
“di kotaku” katamu
ya, di kotamu
di tubuh kotamu
di tubuhmu
dan tidakkah kaulihat
aku sudah mulai membuka pintu
menatap kota
menatap tubuh kota
menatap tubuhmu
“ada makna” kataku
dan kau tersenyum
bersama bulan yang terlihat
dan dalamnya dekap
ya
Karya: Amien Wangsitalaja