Puisi: Bentar Utara (Karya Ahmad Faisal Imron)

Puisi "Bentar Utara" karya Ahmad Faisal Imron menggambarkan perasaan kesedihan, kehilangan, dan refleksi terhadap masa lalu. Ada nuansa nostalgia ...
Bentar Utara

di Bentar Utara
di langit yang sekuning Van Gogh
kapinis menggores sebentuk tangis
untukmu, yang masih si pewaris

bayang-bayang Izrail

akhirnya, takluk pada kesia-siaan
pada seruling krem yang kaumainkan
aku rasakan segala yang berguguran

seperti doa Ayub penghabisan

seperti juga jerit sorgawi

pada ronamu y ang kini semerah amarah
pada hitam pastel bayang-bayang soremu
tatapanmu yang keliru, dulu, ketika aku
mengajarimu di gubuk ini dan terkejut
bahwa yang meleleh di tubuh-tubuh itu

nyatanya, seperti kerianganmu yang dulu

nyatanya, semuanya telah tiada!

ketika kita masih bagai perunggu; jiwa yang lugu
dengan tenang, bercerita tentang gadis bibir elastis
matanya yang sebulat purnama atau direbut purnama
di sore yang agung, saat awan-awan putih
menggores langit dengan jemarinya yang santun
mungkin, sedetik sebelum kepedihan mengental

mengental dan dalam
bagai seribu paku berkarat di jantungku
mengental dan dalam
bagai membekunya ujung peluru

kepulangan burung-burung itu
menggarisbawahi nama kita
untuk kematian hari esok
lepas dari seluruh yang telah tiada

Bentar Utara
di mana dendam pada beribu-ribu
gerutu sang suhu

di mana kau
dan hela nafas menjadi
secepat panah mengarah

di mana adzan
juga awan yang bagai kafan
seperti dipersiapkan

bagi sisa iman kita yang sebenarnya

tapi sungguh, dari seruling krem penghabisan
dari ritme-ritme dan tanda seru yang berhamburan itu
tiba-tiba aku ingin melihat sang Suri sedekat mungkin
menyentuh kedua pipinya, seperti menyentuh lelehan lilin

aku pahami benar itu isyarat atau tiga cakar bekisar di matamu
tapi detik ini, rasanya ingin kematian menjadi halus bagiku.

2001

Sumber: Maliun Hawa (2007)

Analisis Puisi:

Puisi "Bentar Utara" karya Ahmad Faisal Imron menggambarkan perasaan kesedihan, kehilangan, dan refleksi terhadap masa lalu. Ada nuansa nostalgia dan penyesalan yang kuat dalam penggambaran tentang kehidupan dan hubungan manusia.

Struktural

  • Imaji dan Simbolisme: Penyair menggunakan gambaran langit kuning seperti lukisan Van Gogh, seruling krem, awan putih, dan peluru untuk menciptakan atmosfer yang kaya akan emosi dan visual. Simbol-simbol ini menggambarkan perasaan kehampaan, kepedihan, dan keinginan untuk memahami dan menerima kehidupan dan kematian.
  • Gaya Bahasa: Bahasa dalam puisi ini terkadang kompleks dan puitis, dengan penggunaan metafora yang kuat seperti "bayang-bayang Izrail" dan "matanya yang sebulat purnama". Ini menambahkan kedalaman dan keindahan dalam penyampaian makna puisi.
  • Struktur dan Ritme: Puisi ini memiliki struktur yang teratur dan ritme yang mengalir, memungkinkan pembaca untuk terhubung dengan aliran perasaan dan pemikiran yang disampaikan.

Makna dan Interpretasi

Puisi "Bentar Utara" mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kehidupan, kehilangan, dan makna eksistensi manusia. Penyair menyampaikan pesan tentang kesadaran akan kehancuran dan keabadian, serta refleksi tentang apa yang sebenarnya berharga dalam hidup.

Ahmad Faisal Imron melalui puisi ini berhasil menggambarkan kekompleksan perasaan manusia dalam menghadapi kehidupan dan kematian. Dengan menggunakan bahasa yang indah dan imaji yang kuat, puisi ini tidak hanya menyentuh emosi pembaca tetapi juga mengajak mereka untuk merenungkan tentang arti kehidupan dan perasaan-perasaan yang universal.

Ahmad Faisal Imron
Puisi: Bentar Utara
Karya: Ahmad Faisal Imron
Biodata Ahmad Faisal Imron:
  • Ahmad Faisal Imron lahir pada tanggal 25 Desember 1973 di Bandung.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.