Belajar Tasawuf
Alda
(Belajar Tasawuf 1)
aku tak biasa
nerjemahkan khidmat yang dewasa
sehingga rona ilmiah perempuanmu
meradang di pusat riadlahku
aduh, engkaukah tasawuf itu?
bila kau tiada di sisiku
akulah kanak-kanak paling lucu
Yanti
(Belajar Tasawuf 2)
mencintaimu
menghabiskan seluruh keringatku
rinduku pun heran
nggelandang di sekujur badan fatwamu
pada ketika
sampai aku di ladang syar’i
bulu matamu menari rumi
tasawufkah engkau?
segalanya teramat berarti
Sarah
(Belajar Tasawuf 3)
peluk aku
sebelum kuhamburkan bisi
tentang rahsia bayi manusia
dan bunyi shalawat
cium aku
karena aku petani
bertanam khalwat
menuai fiksi birahi
bawa aku
memanjangi alur kaki bidari
dan tatap yang beringas
dan sungging yang antusias
menduga-duga tasawuf itu
Cici
(Belajar Tasawuf 4)
datanglah sayangku
tubuhku lepuh
oleh peluh ruhanimu
hadirlah kasihku
betapa indahnya
salam dari masyuq
mendamprat asyiq
“kalam ini merindumu”
amboi
seperti tahi lalat
terperincikah tasawuf?
Karya: Amien Wangsitalaja