Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Kumpulan Puisi karya Ahda Imran

Ahda Imran lahir di Sumatera Barat, pada tanggal 10 Agustus 1966, dan dibesarkan di Cimahi. Ia dikenal sebagai seorang penyair dan esais berpengaruh dalam dunia sastra Indonesia, dengan karya-karyanya yang menghiasi berbagai media sastra dan seni budaya.

Latar Belakang dan Pendidikan

Ketertarikannya pada sastra dan seni budaya mendorongnya untuk mengeksplorasi berbagai bentuk tulisan, mulai dari puisi hingga esai. Pendidikan formalnya mendukung perkembangan bakat seninya, memungkinkannya untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan gagasannya melalui tulisan.

Kiprah dalam Sastra dan Seni

Sebagai seorang penyair, Ahda Imran telah menyumbangkan karya-karyanya untuk banyak koran, majalah sastra, dan buku antologi. Kehadirannya dalam dunia sastra tidak hanya melalui puisi, tetapi juga melalui esai-esai yang mendalam mengenai budaya dan seni. Repotase budaya, ulasan, kritik, dan kolom-kolomnya di Harian Umum Pikiran Rakyat, Bandung, menjadi wadah penting bagi gagasan-gagasannya.

Ahda juga aktif dalam dunia teater dengan menulis beberapa naskah drama, termasuk untuk seri teater Monolog 3 Perempuan pada tahun 2014, yang menunjukkan kecakapannya dalam merangkai narasi dramatik yang menggugah. Naskahnya untuk Monolog Inggit Garnasih pada tahun 2013 juga mendapat pengakuan karena kemampuannya dalam menghadirkan karakter dan cerita yang kuat.

Penghargaan dan Pencapaian

Perjalanan karir Ahda Imran dalam dunia sastra juga tercermin dalam partisipasinya dalam berbagai festival sastra dan acara sastra internasional. Dia diundang ke berbagai acara penting, termasuk:
  1. Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) pada tahun 2003;
  2. Writer's Residence di Selasar Sunaryo Art Space pada tahun 2003;
  3. Festival Puisi Nasional di Yogyakarta pada tahun 2007;
  4. Kongres Cerpen Indonesia di Banjarmasin pada tahun 2007;
  5. Pertemuan Penulis Indonesia di Jambi pada tahun 2008;
  6. Festival Sastra Internasional Aceh pada tahun 2009;
  7. Biennale Sastra Utan Kayu pada tahun 2009;
  8. Festival Sastra Internasional Jakarta pada tahun 2010;
  9. Pertemuan Penulis Indonesia ke-4 di Ternate pada tahun 2011;
  10. Pertemuan Penulis Indonesia di Makassar pada tahun 2012.
Dan banyak lagi, yang menunjukkan penghargaan atas karyanya yang berkontribusi dalam perkembangan sastra Indonesia.

Karya Ahda Imran

Sebagai seorang penyair yang produktif, Ahda Imran telah menerbitkan beberapa buku puisi tunggal dan bahkan menyunting beberapa buku antologi puisi. Beberapa karyanya yang dikenal antara lain:

Buku puisi tunggal:
  1. Dunia Perkawinan (Rekamedia Multiprakarsa, 1999);
  2. Penunggang Kuda Negeri Malam (Kiblat Buku Utama, 2008);
  3. Rusa Berbulu Merah (Pustaka Jaya, 2014);
  4. Ludah Orang Suci (Teroka, 2021).
Novel:
  1. Jais Darga Namaku (Gramedia, 2018).
Buku puisi antologi bersama:
  1. Tangan Besi (1998);
  2. Grafiti Syukur (2001);
  3. Kitab Puisi Horison Sastra Indonesia (2002);
  4. Nafas Gunung (2003);
  5. Festival Mei (2006);
  6. Lidah di Telingamu (2007);
  7. 100 Puisi Terbaik Indonesia 2008 (2008);
  8. Tanah Pilih (2008);
  9. Krueng Aceh (2009);
  10. Tranvering (2009);
  11. Dan lain sebagainya.
Sebagai penyunting:
  1. Di Atas Viaduct (2010);
  2. Ruang Pemikiran Budaya (2010).

Warisan dan Pengaruh

Ahda Imran tidak hanya dikenal sebagai seorang penyair yang produktif, tetapi juga sebagai intelektual yang peduli dengan isu-isu sosial dan budaya dalam karyanya. Gagasan-gagasannya tentang kehidupan dan masyarakat sering kali memancing refleksi mendalam tentang realitas kehidupan modern. Warisannya dalam dunia sastra Indonesia tidak hanya terbatas pada karya-karya tertulisnya, tetapi juga dalam kontribusinya sebagai pemikir dan pemikir budaya yang kritis.

Ahda Imran

Ahda Imran tetap menjadi salah satu figur yang sangat dihormati dalam kancah sastra Indonesia, terutama dalam ranah puisi dan esai, dengan terus memberikan kontribusi yang berarti bagi perkembangan dan penghargaan terhadap seni tulis di Indonesia.

Sebagai bahan telaah, berikut kami sudah merangkum beberapa Contoh Puisi karya Ahda Imran untuk anda baca. Semoga bisa menjadi inspirasi dan bahan bacaan yang menyenangkan untuk melampiaskan rasa.

    Kumpulan Puisi karya Ahda Imran

© Sepenuhnya. All rights reserved.