Puisi: Sesuatu Sedang Terjadi (Karya Ahda Imran)

Puisi "Sesuatu Sedang Terjadi" memainkan unsur-unsur misteri, ketidakpastian, dan ketidaknormalan untuk menciptakan atmosfer yang kuat dan ...
Sesuatu Sedang Terjadi

Sesuatu sedang terjadi. Orang-orang
berkumpul di dermaga, bersiap berangkat
tapi entah hendak ke mana dan entah
untuk apa. Seperti hujan yang terus turun
berhari-hari, pertanyaan-pertanyaan
membuat mereka menjadi bosan,
cepat merasa lelah dan selalu
menggerutu

Malam menyimpan tubuhnya
di punggungku, bersama pepohonan
yang rebah. Di permukaan danau
seekor ular melintas, membelah
bayang bulan

Sesuatu sedang terjadi. Bayi-bayi lahir
dengan lidah bersisik, dan ibu mereka adalah
burung-burung gagak. Tengah hari,
di sebuah kota, pertanyaan-pertanyaan
memandangku dengan gelisah. Lalu
seperti biasanya seorang terbunuh,
dan seperti biasanya juga: Kami
membakarnya. Entah mengapa
dan entah untuk apa

Sesuatu sedang terjadi. Orang-orang
meninggalkan bayi mereka di tengah hutan
dalam sepatuku bayi-bayi itu terus menangis
dan kedua tangannya lumpuh

Hari selalu menjadi malam. Orang-orang
masih berkumpul di dermaga. Entah hendak
ke mana dan entah untuk apa. Mata mereka
berlubang

seperti kuburan.

1999-2006

Sumber: Penunggang Kuda Negeri Malam (2008)

Analisis Puisi:

Puisi "Sesuatu Sedang Terjadi" karya Ahda Imran adalah suatu karya yang memprovokasi pemikiran pembaca dengan gambaran-gambaran misterius dan alegoris.

Pertemuan dan Keberangkatan: Pembukaan puisi menggambarkan orang-orang yang berkumpul di dermaga, bersiap-siap berangkat, tetapi tanpa tujuan yang jelas. Hal ini menciptakan atmosfer ketidakpastian dan kegelisahan. Keberangkatan mereka menjadi suatu tindakan tanpa arah yang jelas, seperti hujan yang turun tanpa henti.

Pertanyaan dan Kelelahan: Hujan yang terus turun menjadi simbol pertanyaan-pertanyaan yang terus muncul, membuat orang-orang bosan dan lelah. Puisi ini menggambarkan dampak kegagalan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, yang pada akhirnya menghasilkan rasa kelelahan dan ketidakpuasan.

Gambar Malam dan Alam: Deskripsi malam yang menyimpan tubuhnya di punggung pembicara dan ular yang melintas di permukaan danau menciptakan gambaran alam yang misterius dan alegoris. Ini bisa mencerminkan ketidakpastian dan ketakutan yang tersembunyi di balik kejadian yang sedang terjadi.

Ketidaknormalan dalam Kelahiran: Bayi-bayi yang lahir dengan lidah bersisik dan ibu mereka adalah burung gagak menghadirkan elemen ketidaknormalan dalam kehidupan. Ini dapat diartikan sebagai representasi dari sesuatu yang di luar batas alamiah dan dapat menandakan kekacauan atau perubahan yang sedang terjadi.

Tindakan Terbunuh dan Pembakaran: Pada bagian tengah puisi, ada gambaran seorang yang terbunuh dan dibakar. Tindakan membakar mayat menambahkan elemen misteri dan kekerasan pada suasana puisi. Pembakaran mayat juga dapat diartikan sebagai simbol dari sesuatu yang harus dihancurkan atau diubah.

Mata yang Berlubang dan Kuburan: Puisi ditutup dengan gambaran mata yang berlubang seperti kuburan. Ini menciptakan kesan kehampaan dan kekosongan di antara orang-orang yang masih berkumpul di dermaga. Gambaran ini dapat menggambarkan kehilangan harapan atau kepercayaan.

Puisi "Sesuatu Sedang Terjadi" memainkan unsur-unsur misteri, ketidakpastian, dan ketidaknormalan untuk menciptakan atmosfer yang kuat dan menggugah pemikiran pembaca. Dengan menyajikan gambaran-gambar yang ambigus, Ahda Imran membangun sebuah karya yang memprovokasi dan merangsang imajinasi pembacanya.

Ahda Imran
Puisi: Sesuatu Sedang Terjadi
Karya: Ahda Imran

Biodata Ahda Imran:
  • Ahda Imran lahir pada tanggal 10 Agustus 1966 di Baruah Gunuang, Sumatera Barat, Indonesia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.