Puisi: Selamat Jalan (Karya Toto Sudarto Bachtiar)

Puisi "Selamat Jalan" karya Toto Sudarto Bachtiar menggambarkan perasaan kehilangan, perpisahan, dan nostalgia.
Selamat Jalan

Rumah dan gedung stasiun, perawan
Pudar dan sedih dalam bayangan bulan
Jalan-jalan memagar aku!
Dan engkau
Dalam tenang kejauhan

Hati selalu memberi dan menerima
Rasa ingin berjanji dan bertanya
Pergi sejalan lepas sama kau
Antara ruang tiada warna
Dan seruling kereta api
Aku kering dan dahaga
Lepas mata air cerita
Tentang cinta, pengalaman yang indah
Penurunan lembah derita
Sepanjang musim air berlinang

Dan menunggu lekuk jejak telapak
Tertinggal di rumput halaman kelak
Dalam bayang-bayang siang dan pohonan
Dengan menggali nisan mimpi harus mati

Selamat jalan
Juga sampai nanti
Setelah pedoman di jalan hilang
Sesudah rumah-rumah hitam
dan kesedihan jiwa
Terkelopak dan merana
Sedang usia muda terhantar di perbatasan
Kata penghabisanku selamat jalan.

Sumber: Majalah Zenith (Maret 1951)

Analisis Puisi:

Puisi "Selamat Jalan" karya Toto Sudarto Bachtiar adalah sebuah karya yang penuh dengan makna dan emosi. Puisi ini menggambarkan perasaan kehilangan, perpisahan, dan nostalgia.

Tema Perpisahan: Tema utama dalam puisi ini adalah perpisahan. Puisi ini menciptakan suasana kesedihan dan nostalgia terkait dengan momen perpisahan yang tak terhindarkan.

Gambaran Lingkungan: Puisi ini menciptakan gambaran lingkungan dengan menggambarkan rumah, gedung stasiun, malam dengan bulan, dan pohonan. Deskripsi lingkungan ini memberikan latar belakang bagi perasaan yang dirasakan oleh penyair.

Gambaran Emosional: Puisi ini dipenuhi dengan beragam emosi seperti kesedihan, nostalgia, kerinduan, dan penerimaan. Kata-kata seperti "pudar dan sedih," "lepas mata air cerita," dan "terkelopak dan merana" menciptakan gambaran emosional yang kuat.

Penggunaan Metafora: Puisi ini menggunakan metafora untuk menggambarkan perasaan penyair. Misalnya, "Jalan-jalan memagar aku!" menggambarkan perasaan terkekang atau terbatas, sementara "Nisan mimpi harus mati" menggambarkan akhir dari harapan dan impian.

Puisi Romantis: Puisi ini memiliki elemen romantisme dalam penggambaran perasaan cinta, pengalaman indah, dan penurunan lembah derita. Ini menciptakan perasaan romantisme dan kedalaman perasaan dalam puisi.

Pesan Perpisahan: Puisi ini mengakhiri dengan pesan perpisahan yang kuat, "Selamat jalan. Juga sampai nanti." Pesan ini menciptakan nuansa akhir yang mendalam dan menegaskan perasaan perpisahan yang tak terelakkan.

Puisi "Selamat Jalan" adalah sebuah karya sastra yang merenungkan perasaan perpisahan dan kehilangan. Dengan penggunaan bahasa yang indah dan gambaran emosional yang kuat, puisi ini mengkomunikasikan rasa nostalgia dan perasaan cinta yang mendalam.

Puisi: Selamat Jalan
Puisi: Selamat Jalan
Karya: Toto Sudarto Bachtiar

Biodata Toto Sudarto Bachtiar:
  • Toto Sudarto Bachtiar lahir pada tanggal 12 Oktober 1929 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat.
  • Toto Sudarto Bachtiar meninggal dunia pada tanggal 9 Oktober 2007 (pada usia 77 tahun).
  • Toto Sudarto Bachtiar adalah salah satu Penyair Indonesia Angkatan 1950-1960-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.