Puisi: Rasuna Said (Karya Asmara Hadi)

Puisi "Rasuna Said" karya Asmara Hadi bukan hanya sebuah penghormatan, tetapi juga sebuah pengingat tentang pentingnya mengenang dan menghargai ...
Rasuna Said

Di dalam kebun tanah Andalas
Tumbuh sekuntum melati mulia
Perhiasan Ibunda Indonesia
Menambah cantik, membawa jelas

Demikian Rasuna kumisalkan
Sepantun sunting sanggul Ibunda
Di Indonesia harum namamu
Sampaikan mati jadi kenangan

Teruslah, O, Rasuna Melati
Teguhkan iman, tetapkan hati
Membela tanahmu Indonesia

Namamu harum tidakkan hilang
Sebagai bintang gilang-gemilang
Engkau Rasuna, perempuan mulia!

Sumber: Pikiran Rakyat (Januari, 1933)

Analisis Puisi:

Puisi "Rasuna Said" karya Asmara Hadi adalah sebuah penghormatan indah untuk Rasuna Said, seorang pahlawan perempuan Indonesia yang dikenal atas perjuangannya dalam kemerdekaan. Dalam puisi ini, Hadi menggunakan metafora dan simbolisme untuk merayakan kontribusi Rasuna Said dan mengabadikan namanya sebagai simbol keberanian dan dedikasi.

Tema dan Pesan

  • Penghormatan dan Apresiasi: Tema utama dari puisi ini adalah penghormatan dan apresiasi terhadap Rasuna Said. Dengan menggunakan metafora melati, puisi ini merayakan keindahan dan keanggunan Rasuna Said sebagai pahlawan wanita yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Penghormatan ini mencerminkan betapa pentingnya peran Rasuna Said dalam sejarah negara.
  • Kecintaan pada Tanah Air: Puisi ini juga menekankan kecintaan dan dedikasi terhadap tanah air. Rasuna Said diibaratkan sebagai melati di kebun tanah Andalas, menambah keindahan dan kemuliaan Indonesia. Ini menggambarkan betapa pentingnya kontribusi individu dalam membangun dan memperjuangkan tanah air.
  • Warisan dan Kenangan: Puisi ini menyoroti pentingnya warisan dan kenangan yang ditinggalkan oleh Rasuna Said. Dengan menyebut namanya akan selalu harum dan dikenang, puisi ini menegaskan bahwa jasa dan pengorbanan Rasuna Said akan selalu hidup dalam ingatan bangsa.

Gaya Bahasa dan Struktur

  • Metafora dan Simbolisme: Asmara Hadi menggunakan metafora dan simbolisme untuk menyampaikan pesan puisi. Rasuna Said diibaratkan sebagai "melati mulia" yang tumbuh di kebun tanah Andalas. Melati, sebagai bunga yang harum dan cantik, melambangkan keindahan dan kemuliaan Rasuna Said. Simbol ini memperkuat penghormatan yang disampaikan puisi.
  • Bahasa Puitis dan Elegan: Puisi ini ditulis dengan bahasa puitis yang elegan dan menyentuh. Frasa seperti "perhiasan Ibunda Indonesia" dan "bintang gilang-gemilang" menciptakan gambaran yang indah dan memuliakan Rasuna Said. Bahasa ini mengungkapkan rasa hormat dan kekaguman yang mendalam.
  • Struktur dan Ritme: Struktur puisi ini sederhana namun efektif dalam menyampaikan pesan. Ritme puisi yang lembut dan berirama membantu menyampaikan penghormatan dengan cara yang penuh perasaan. Struktur ini juga memudahkan pembaca untuk memahami dan meresapi pesan puisi.

Makna

  • Melati sebagai Simbol Kemuliaan: Melati, dalam puisi ini, melambangkan kemuliaan dan keindahan Rasuna Said. Sebagai bunga yang harum dan indah, melati mencerminkan kontribusi dan dedikasi Rasuna Said terhadap tanah air. Ini menegaskan bahwa jasa-jasanya tidak hanya berarti bagi Indonesia, tetapi juga dihargai dan dikenang dengan indah.
  • Pahlawan Perempuan dan Kecintaan pada Tanah Air: Puisi ini mengakui peran penting Rasuna Said sebagai pahlawan perempuan yang berjuang untuk Indonesia. Dengan menyebutnya sebagai "sanggul Ibunda" dan "bintang gilang-gemilang," puisi ini mengungkapkan rasa hormat yang mendalam terhadap dedikasi dan kecintaan Rasuna Said terhadap tanah air.
  • Warisan Abadi: Puisi ini menegaskan bahwa warisan dan kenangan Rasuna Said akan selalu hidup. Dengan menyebut namanya akan selalu harum dan dikenang, puisi ini memastikan bahwa kontribusinya tidak akan pernah terlupakan, dan bahwa jasa-jasanya akan terus dikenang oleh generasi mendatang.
Puisi "Rasuna Said" karya Asmara Hadi adalah sebuah karya puitis yang merayakan dedikasi dan pengorbanan Rasuna Said untuk kemerdekaan Indonesia. Dengan menggunakan metafora melati dan bahasa puitis yang elegan, puisi ini menghormati dan mengabadikan nama Rasuna Said sebagai simbol kemuliaan dan kecintaan pada tanah air. Puisi ini bukan hanya sebuah penghormatan, tetapi juga sebuah pengingat tentang pentingnya mengenang dan menghargai jasa-jasa pahlawan dalam sejarah bangsa.

Puisi: Rasuna Said
Puisi: Rasuna Said
Karya: Asmara Hadi

Biodata Asmara Hadi:
  • Asmara Hadi lahir di Talo, Bengkulu, pada tanggal 8 September 1914.
  • Asmara Hadi meninggal dunia di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 3 September 1976 (pada usia 61 tahun).
© Sepenuhnya. All rights reserved.