Puisi: Papua (Karya Ahda Imran)

Puisi: Papua Karya: Ahda Imran
Papua

Lalu seluruh lembah mengeluarkan pekiknya
sakit yang sampai ke lubuk sungai. Pulau-pulau
karang berwarna toska, padang-padang rumput,
danau, dan pegunungan yang menjulang

Rumbewas mengunyah pinang, meludahkan
airnya pada batu, seperti percik darah
tubuhnya penuh hutan-hutan sagu
yang terbakar

Kapal mereka terus datang membawa beras,
perempuan dan minuman keras, lalu mengangkut
kami punya gaharu dan emas

Tapi ia terus memukul tifa
irama derap kaki dan bumi

Ratna, Jamal dan Alwy ramai-ramai
berfoto bersamamu untuk kenang-kenangan,
lalu kami mencari patung antik, tombak, tifa,
panah, dan membeli koteka sambil tertawa
di toko-toko milik orang Bugis

Di langit yang kosong
seekor burung melayang, menukik,
dan membenturkan tubuhnya ke batu karang
tapi Rumbewas terus menari, membuat
putaran dan jeritan. Bulu-bulu burung
kaswari di tubuhnya meneteskan darah,
dan hari yang selalu malam

Ketika purnama naik,
ketika orang-orang terus membakar
pohon-pohon di tubuh anaknya,
dengar pekiknya di lubuk sungai!

Lembah-lembah yang dingin,
pegunungan yang menjulang,

dan sebuah tarian perang.

2005

Sumber: Penunggang Kuda Negeri Malam (2008)

Ahda Imran
Puisi: Papua
Karya: Ahda Imran

Biodata Ahda Imran:
  • Ahda Imran lahir pada tanggal 10 Agustus 1966 di Baruah Gunuang, Sumatera Barat, Indonesia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.