Puisi: Ludah Orang Suci (Karya Ahda Imran)

Puisi "Ludah Orang Suci" karya Ahda Imran mengeksplorasi tema-tema keagamaan, keadilan, dan konflik moral dalam sebuah narasi yang kuat dan puitis.
Ludah Orang Suci

Ludah orang suci itu menyeru darah
Di jubahnya orang sekaum berseru:
Bunuh!

Bawa kayu bakar. Ikat dia di tiang
Biarkan api menyala. Hukum lama
biar berlaku

Jubah orang suci
penuh asap mayat dan abu
Dipandangnya langit biru
Telah kuhabisi penista-Mu...

Lidah orang suci 
Jubah orang mati.

2016

Analisis Puisi:

Puisi "Ludah Orang Suci" karya Ahda Imran mengeksplorasi tema-tema keagamaan, keadilan, dan konflik moral dalam sebuah narasi yang kuat dan puitis. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan kontradiksi dalam perilaku orang-orang yang dianggap suci namun terlibat dalam tindakan kekerasan dan ketidakadilan.

Tema Keadilan dan Ketidakadilan

Puisi ini membawa pembaca ke dalam dunia yang penuh dengan ketegangan moral antara idealisme keagamaan dan realitas perilaku manusia. Orang suci yang seharusnya mewakili nilai-nilai spiritual dan keadilan, justru terlibat dalam tindakan kekerasan yang tidak manusiawi. Hal ini mencerminkan kontradiksi antara citra publik orang suci dengan tindakan nyata mereka yang sering kali bertentangan dengan nilai-nilai keagamaan yang mereka anut.

Simbolisme Api dan Pembakaran

Simbol api dalam puisi ini mewakili hukuman dan kehancuran yang diberikan kepada penista atau mereka yang dianggap melanggar norma-norma keagamaan. Tindakan pembakaran yang diilustrasikan mencerminkan kekerasan fisik dan mental terhadap siapa pun yang dianggap melanggar aturan atau memprovokasi kemarahan orang suci. Api juga dapat diinterpretasikan sebagai metafora untuk kemarahan atau kebencian yang menghanguskan nilai-nilai kemanusiaan.

Bahasa yang Puitis dan Imajinatif

Ahda Imran menggunakan bahasa yang puitis dan imajinatif untuk menyampaikan gambaran yang kuat tentang konflik moral dan spiritual dalam puisinya. Penggunaan kata-kata seperti "ludah", "api", "jubah", dan "mayat" membentuk citra yang kuat dan mendalam, memperkuat tema-tema keagamaan dan keadilan yang dibahas dalam puisi ini.

Kontras Antara Langit Biru dan Kengerian Tindakan

Puisi ini menyoroti kontras antara keindahan alam ("langit biru") dan kekejaman tindakan manusia yang diilustrasikan melalui gambaran pembakaran. Orang suci yang melihat langit biru sambil melakukan tindakan pembakaran menunjukkan pemisahan antara dunia spiritual dan realitas kehidupan manusia yang sering kali bertentangan.

Puisi "Ludah Orang Suci" adalah sebuah puisi yang menghadirkan refleksi mendalam tentang moralitas, keagamaan, dan konflik internal manusia. Dengan menggunakan bahasa yang kuat dan simbolisme yang kaya, Ahda Imran mengajak pembaca untuk mengeksplorasi paradoks dan ketegangan dalam kehidupan spiritual dan sosial. Puisi ini tidak hanya mengajukan pertanyaan tentang keadilan dan kebenaran, tetapi juga menantang citra tradisional orang suci dalam masyarakat.

Ahda Imran
Puisi: Ludah Orang Suci
Karya: Ahda Imran

Biodata Ahda Imran:
  • Ahda Imran lahir pada tanggal 10 Agustus 1966 di Baruah Gunuang, Sumatera Barat, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.