Sumber: Suara (1962)
Analisis Puisi:
Puisi "Ibukota Senja" karya Toto Sudarto Bachtiar adalah karya sastra yang menggambarkan pemandangan dan nuansa kota menjelang senja.
Gambaran Kehidupan Kota: Puisi ini dimulai dengan gambaran tentang kehidupan sehari-hari di kota. Penyair menggambarkan pemandangan yang khas dari kehidupan kota, termasuk para pekerja keras, perempuan yang mandi di sungai, bunyi klakson mobil, dan lonceng trem. Ini menciptakan citra kehidupan kota yang sibuk dan beragam.
Kota Kekasih: Kota digambarkan sebagai "kota kekasih," menekankan rasa cinta dan kedekatan penyair terhadap tempat tersebut. Kota dijelaskan dengan semua kebisingannya, tetapi juga dengan pesona dan daya tariknya.
Perubahan Waktu: Puisi ini mencerminkan perubahan waktu dari siang ke senja. Seiring matahari terbenam, langit menjadi merah jambu, dan suasana kota berubah. Ini menggambarkan peralihan dari kesibukan siang ke ketenangan senja.
Simbolisme Senja: Senja dalam puisi ini memiliki makna simbolis yang mendalam. Senja adalah saat perubahan dan transisi, yang mencerminkan perubahan dalam kehidupan dan perasaan penyair. Senja juga dapat melambangkan keindahan yang semakin tenggelam ke dalam keabuan dan lupa.
Kesederhanaan dan Kebahagiaan: Meskipun kota digambarkan sebagai tempat yang sibuk dan berisik, ada juga gambaran kesederhanaan dan kebahagiaan di dalamnya. Anak-anak bermain dengan gembira, dan ada momen-momen yang membawa kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari.
Penggunaan Kata-Kata: Penyair menggunakan bahasa yang kaya dalam puisi ini untuk menciptakan gambaran yang hidup dan mendalam tentang kota. Dia menggunakan kata-kata yang kuat untuk menyampaikan perasaan dan pengalaman.
Pesan tentang Kota: Puisi ini dapat diinterpretasikan sebagai sebuah pesan tentang menghargai keindahan dan keragaman kehidupan kota. Meskipun kota mungkin memiliki kebisingan dan hiruk-pikuknya, ada juga keindahan dalam hal-hal sederhana yang sering kali terlupakan.
Secara keseluruhan, puisi "Ibukota Senja" adalah karya sastra yang menggambarkan kehidupan kota dengan cara yang indah dan mendalam. Ini menciptakan gambaran yang hidup tentang suasana dan perasaan yang terkait dengan kota, serta mengundang pembaca untuk merenungkan makna yang lebih dalam dari pengalaman kota tersebut.
Karya: Toto Sudarto Bachtiar
Biodata Toto Sudarto Bachtiar:
- Toto Sudarto Bachtiar lahir pada tanggal 12 Oktober 1929 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat.
- Toto Sudarto Bachtiar meninggal dunia pada tanggal 9 Oktober 2007 (pada usia 77 tahun).
- Toto Sudarto Bachtiar adalah salah satu Penyair Indonesia Angkatan 1950-1960-an.