Puisi: High Lander (Karya Ahda Imran)

Puisi "High Lander" menciptakan ruang untuk refleksi dan menyajikan gambaran kehidupan yang dijalani dengan pemahaman mendalam, kesendirian yang ...Pu
High Lander

Kujelaskan padamu, segala sesuatunya
telah kupahami sebagai puisi. Juga bajumu
yang kumal dan sepatumu yang mengelupak
ratusan tahun adalah kesendirianku menghuni
rumah ini. Membersihkan daun-daun pintu,
mengganti alas meja, atau memasang
tempat-tempat lilin. Apabila cuaca baik,
aku berjalan-jalan ke arah sebuah kota
bercakap-cakap dengan anggota parlemen
yang selalu menggaruk-garuk lidahnya,
menyapa anak-anak yang bermain
dengan bonekanya yang buntung.

Tengah malam, ikan-ikan
dalam sungai menghirup nafasku
dari sebuah lubuk yang paling rahasia
tengah hari kau datang
membawa keletihan
dan kecemasan

Kujelaskan padamu, aku hidup mewarisi
Kaum Abadi, berada dalam seluruhnya, juga
ketika segala sesuatunya menjadi letusan-letusan,
bendera-bendera, pidato para pemimpin
yang membosankan, sedu-sedan kekasih di pantai
nan jauh. Bukan. Ini bukan awal musim hujan
penghabisan. Dengan senang hati aku akan terus menulis
surat padamu, juga puisi. Menangis diam-diam,
tidur di sebuah perahu, lalu terbangun

dan memulai kembali mimpi buruk ini.

1998

Catatan:
High Lander adalah sebuah legenda Skotlandia yang pernah menjadi serial televisi dengan bintang Lorenzo Lamaz, juga pernah diangkat ke layar film dan dibintangi oleh Sean Conery.

Analisis Puisi:

Puisi "High Lander" karya Ahda Imran menghadirkan gambaran tentang kehidupan yang dijalani dengan kesendirian dan pemahaman mendalam tentang keadaan sekitar.

Kesendirian dan Pemahaman Puisi: Puisi ini membuka dengan pernyataan bahwa segala sesuatu telah dijelaskan sebagai puisi. Kesendirian yang terasa oleh penyair diilustrasikan melalui gambaran bajunya yang kumal dan sepatunya yang mengelupas. Ini menciptakan atmosfer introspeksi dan kedalaman pemikiran.

Rutinitas Sehari-hari: Penyair menjelaskan aktivitas rutinnya, seperti membersihkan rumah dan berinteraksi dengan elemen-elemen sekitar seperti daun-daun pintu, alas meja, dan tempat-tempat lilin. Hal ini menciptakan gambaran kehidupan yang sederhana dan dijalani dengan penuh kesadaran.

Dialog dengan Kota: Penyair menyampaikan bahwa ia berbicara dengan anggota parlemen dan anak-anak di kota. Ini dapat diartikan sebagai hubungan yang erat antara individu dan lingkungannya, serta kemampuannya untuk berkomunikasi dengan berbagai elemen masyarakat.

Aliran Waktu dan Pengalaman Pribadi: Puisi menyajikan pengalaman tentang "tengah malam" dan "tengah hari," memberikan dimensi waktu yang penting. Pengalaman dengan ikan-ikan di sungai dan pertemuan dengan keletihan dan kecemasan menciptakan perasaan aliran waktu yang terus bergerak.

Pewarisan dan Kaum Abadi: Penyair merasa hidup mewarisi Kaum Abadi. Ini dapat diartikan sebagai kesadaran tentang sejarah dan warisan yang diemban individu. Gambaran tentang "letusan-letusan," "bendera-bendera," dan pidato para pemimpin menyiratkan pengalaman masa lalu dan dinamika zaman.

Siklus Kehidupan: Penyair menyatakan bahwa ini bukan awal musim hujan penghabisan, menunjukkan pemahaman akan siklus kehidupan yang terus berlanjut. Puisi menggambarkan kehendak untuk terus menulis dan hidup, bahkan dalam kenyataan sulit dan mimpi buruk.

Tema Kesinambungan: Tema kesinambungan dan keabadian hadir melalui pemahaman dan pengalaman penyair terhadap segala sesuatu. Sikap ini menciptakan atmosfer ketenangan dan penerimaan terhadap takdir.

Puisi "High Lander" menciptakan ruang untuk refleksi dan menyajikan gambaran kehidupan yang dijalani dengan pemahaman mendalam, kesendirian yang diterima, dan kesinambungan dalam pengalaman hidup. Dengan bahasa yang sederhana, puisi ini mengeksplorasi tema-tema universal yang dapat diresapi oleh pembaca dengan cara yang pribadi.

Ahda Imran
Puisi: High Lander
Karya: Ahda Imran

Biodata Ahda Imran:
  • Ahda Imran lahir pada tanggal 10 Agustus 1966 di Baruah Gunuang, Sumatera Barat, Indonesia.
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.