Puisi: Delapan Kwatrin Kelopak Bunga (Karya Agus Noor)

Puisi "Delapan Kwatrin Kelopak Bunga" membangkitkan refleksi mendalam tentang kehidupan, kematian, dan hubungan manusia dengan alam dan diri mereka ..
Delapan Kwatrin Kelopak Bunga

1/
kau melihat kelopak bunga mengapung
di selokan rumahsakit.
"aih," katamu, "ia bagai nyawa bayi yang dibuang,
dan menjerit."

2/
malam hari, dalam mimpimu,
kelopak bunga itu tumbuh berkilauan, bersih seperti
wajahmu semasih bayi.
kau, juga tiktok jam itu, perlahan saling tersedu.

3/
kau petik bunga  yang tumbuh dalam mimpimu itu,
iseng kau tanggalkan kelopaknya, satu per satu.
kau dengar ada yang mengaduh,
ketika kelopak itu runtuh

4/                    
lalu kau bayangkan: alangkah tenang
kelopak bunga itu melayang,
seakan jatuh dari ketiadaan,
kemudian mengapung di selokan

5/
tiba-tiba, kamar dipenuhi guguran kelopak
bunga. ada harum yang menyebar
bersama angin yang menyelusup masuk,
dan membuatmu gemetar

6/
hanya ada kau, Aku dan kelopak bunga
di kamar. tapi kau yakin: ada
yang sedang diam-diam menatap kita
dengan pandangan berkaca-kaca

7/
seperti kau dengar - nun di luar kamar sana
ada yang bersabda: jadilah. maka tumbuhlah
sekuntum bunga. kau berkata: gugurlah,
maka runtuhlah seluruh duka

8/
pada pagi saat kau melihat kelopak bunga
mengapung di selokan rumahsakit, kau pun merasa:
waktu telah tiba.
tergenapkanlah duka.

2012

Sumber: Ciuman yang Menyelamatkan dari Kesedihan (2012)

Analisis Puisi:

Puisi "Delapan Kwatrin Kelopak Bunga" karya Agus Noor adalah sebuah karya yang sarat dengan gambaran imajinatif dan refleksi emosional. Melalui delapan bait, penyair menyampaikan serangkaian gambaran dan pemikiran tentang kehidupan, kematian, serta siklus alam.

Simbolisme Kelopak Bunga: Kelopak bunga menjadi simbol kehidupan, keindahan, dan kerapuhan. Dalam puisi ini, kelopak bunga mewakili kehadiran hidup, tetapi juga kematian yang tak terelakkan.

Perpaduan Realitas dan Imajinasi: Penyair menggabungkan realitas sehari-hari dengan imajinasi dan dunia mimpi. Hal ini tercermin dari penggambaran kelopak bunga yang mengapung di selokan rumah sakit, memperlihatkan perpaduan antara kenyataan dan fantasi.

Perjalanan Emosional: Puisi ini menggambarkan perjalanan emosional dari kehidupan hingga kematian. Mulai dari kejadian di rumah sakit hingga perasaan tergenapi oleh kematian, puisi mengajak pembaca untuk merenungkan esensi kehidupan dan kematian.

Refleksi atas Kehidupan dan Kematian: Penyair merenungkan kehidupan dan kematian melalui gambaran kelopak bunga yang rapuh dan mengapung. Puisi ini mengajak pembaca untuk mempertimbangkan makna dan pentingnya setiap momen dalam hidup.

Hubungan Antara Manusia dan Alam: Penyair menyoroti hubungan manusia dengan alam melalui gambaran kelopak bunga yang mengambang di selokan rumah sakit. Ini mencerminkan keterhubungan yang dalam antara manusia dan lingkungan sekitarnya.

Pemisahan Antara Dunia Nyata dan Dunia Mimpi: Puisi ini menunjukkan pemisahan tipis antara dunia nyata dan dunia mimpi. Pembaca diundang untuk mempertanyakan batas antara realitas dan imajinasi, serta signifikansinya dalam pengalaman manusia.

Kesadaran Akan Kematian: Puisi ini menggarisbawahi kesadaran akan kematian sebagai bagian alamiah dari kehidupan. Penyair mengeksplorasi tema kematian dengan penggambaran kelopak bunga sebagai simbol proses alam yang tak terelakkan.

Penyelesaian dan Penerimaan: Puisi ini berakhir dengan pengakuan akan ketetapan waktu dan akhir dari suatu pengalaman. Penyelesaian duka dan akseptasi atas siklus kehidupan merupakan tema yang menguat dalam puisi ini.

Secara keseluruhan, puisi "Delapan Kwatrin Kelopak Bunga" adalah sebuah puisi yang membangkitkan refleksi mendalam tentang kehidupan, kematian, dan hubungan manusia dengan alam dan diri mereka sendiri. Melalui gambaran imajinatif dan perenungan emosional, penyair mengundang pembaca untuk merenungkan esensi dari keberadaan manusia di dunia ini.

Agus Noor
Puisi: Delapan Kwatrin Kelopak Bunga
Karya: Agus Noor

Biodata Agus Noor:
  • Agus Noor lahir pada tanggal 26 Juni 1968 di Margasari, Tegal, Jawa Tengah, Indonesia.
  • Agus Noor adalah seorang penulis puisi, cerpen, prosa, naskah lakon dan skenario sinetron.
© Sepenuhnya. All rights reserved.