Solilokui Hamparan Gurun
akulah tubuh yang berdiam di dalam kemarau
dan setiap orang hanya melintas kemudian berlalu.
hujan hanya sekelumit
sepertiga daratan semesta, aku yang mengapit.
aku penyerap panas matahari
yang bersinar dengan benci.
aku juga penghisap dingin rembulan
yang redup dari keterasingan.
di dalam tubuhku, terdapat daratan garam
kulitku, adalah pasir dan batu curam.
angin-angin bertiup kencang
menerbangkan pasir dan menggeser batu garang.
di kulitku, ada ratusan playa kering: pecah.
dan orang-orang akan mengeruk dan membangun rumah
rambutku adalah kaktus saguaro
tempat makhluk mengendurkan ikat pinggangnya.
burung-burung bersarang dan beranak,
kalajengking menumpuk makanan dan merebus bisanya.
kelaminku adalah oase hijau.
di situlah para musafir berkerumun:
berbincang dan mengisi botol air minum.
Tanjungkarang, 2009-2010
Puisi: Solilokui Hamparan Gurun
Karya: Agit Yogi Subandi