Puisi: Sebuah Berita (Karya Maman S. Mahayana)

Puisi "Sebuah Berita" oleh Maman S. Mahayana adalah karya sastra yang berbicara tentang isu yang kontroversial dan sensitif, yaitu kejahatan .....
Sebuah Berita


Seorang lelaki lewat paruh baya
membuncah hasrat menatap gadis abg sebelas tahun
belum ranum, payudara selapis buah mangga
terbungkus seragam sekolah

Seorang lelaki lewat paruh baya
menyimpan amarah di bawah selangkangan
dan malam itu
bulan tiba-tiba tenggelam
pecah di taman kota
dekat meja batu
di antara botol-botol soju
dan malam itu
angin berhenti
tak ada tegur sapa lagi
segalanya mati
tak ada tuhan
malaikat terpejam
kecuali:
napas yang berderak
napas yang tersendat
erang yang tak terdengar
segala bungkam
detak jam mendadak diam
dan darah luka yang menganga
kelam malam tenggelam dalam gelap

Berita hari ini: pecah menyebar ke seantero kota
masuk ke ruang-ruang kuliah
menempel di sekolah-sekolah
menyelinap dalam ingatan
para orang tua terpana tak terkira
sebuah berita tentang anak gadis yang diperkosa

Sudah sepekan: berita melayang-layang
tiba-tiba
pengadilan memutuskan:
seorang lelaki lewat paruh baya
disusupi chip tanda bahaya
dikebiri-diamputasi
diawasi sepanjang hidup
dilarang menginjak taman, sekolah, dan tempat bermain
dalam radius seratus meter
putus hubungan sanak keluarga
tinggal satu miliknya: napas!

Lelaki lewat paruh baya
memperkosa hidup
mungkin sesaat nikmat
mati sepanjang hayat
tiba-tiba
napasku tersendak, jika ingat Jakarta!


Seoul, 10 Oktober 2012

Sumber: Jejak Seoul (2016)

Analisis Puisi:
Puisi "Sebuah Berita" oleh Maman S. Mahayana adalah karya sastra yang berbicara tentang isu yang kontroversial dan sensitif, yaitu kejahatan seksual terhadap anak. Puisi ini menggambarkan perasaan kemarahan, ketidakberdayaan, dan ketidakadilan dalam menghadapi tindakan kejahatan semacam itu.

Deskripsi Kejadian: Puisi ini membuka dengan deskripsi seorang lelaki paruh baya yang memiliki hasrat terhadap seorang gadis remaja yang masih sangat muda. Deskripsi ini menggambarkan aksi yang mengganggu dan meresahkan, serta menunjukkan sifat predator dan perbuatan kriminal sang lelaki.

Kontras Antara Kehadiran dan Kehilangan: Puisi ini menciptakan kontras antara gambaran malam yang awalnya hidup dan ramai, dengan suasana yang mendadak hening ketika kejadian kejahatan terjadi. Penjelasan tentang bagaimana suasana berubah tiba-tiba setelah kejadian menciptakan perasaan keresahan dan kehilangan.

Ketidakberdayaan dan Keheningan: Penggunaan kata "bungkam," "terpejam," dan "bungkam" menyoroti ketidakberdayaan dan keheningan dalam menghadapi tindakan kejahatan ini. Keheningan dan kebisuan mencerminkan bagaimana kejahatan semacam itu seringkali tidak dilaporkan atau diabaikan dalam masyarakat.

Efek Berita: Puisi menggambarkan bagaimana berita tentang kejahatan ini menyebar dan memengaruhi banyak orang, termasuk para orang tua dan siswa di sekolah. Ini mencerminkan dampak sosial dan psikologis yang ditimbulkan oleh tindakan kejahatan semacam itu.

Putusan Pengadilan: Puisi ini menyoroti proses hukum yang berlangsung setelah kejahatan terungkap. Pengadilan memutuskan hukuman yang keras bagi pelaku, termasuk pembatasan dan pemantauan yang ketat. Ini mencerminkan pentingnya mendapatkan keadilan bagi korban.

Pembeberan Identitas Korban dan Pelaku: Penyair secara sengaja tidak memberikan identitas yang spesifik tentang korban, tetapi memberikan deskripsi tentang pelaku dan hukumannya. Hal ini dapat dilihat sebagai upaya untuk melindungi privasi korban sambil tetap menyoroti tindakan kejahatan dan hukumannya.

Pengaruh Pribadi dan Kota: Puisi ini berakhir dengan pernyataan yang mengaitkan peristiwa ini dengan pengalaman pribadi penyair, yaitu ingatan tentang Jakarta. Ini memberikan dimensi pribadi pada puisi ini dan menggambarkan bagaimana berita semacam ini dapat memicu respons emosional dan mengaitkan dengan pengalaman pribadi yang lebih luas.

Puisi "Sebuah Berita" oleh Maman S. Mahayana menghadirkan narasi yang kuat tentang kejahatan seksual terhadap anak, menyoroti ketidakberdayaan, ketidakadilan, dan dampak sosialnya. Puisi ini mendorong pembaca untuk merenung tentang urgensi perlindungan terhadap anak-anak dan pentingnya mendapatkan keadilan bagi korban kejahatan semacam itu.

Maman S. Mahayana
Puisi: Sebuah Berita
Karya: Maman S. Mahayana

Biodata Maman S. Mahayana:
  • Maman S. Mahayana lahir pada tanggal 18 Agustus 1957 di Cirebon, Jawa Barat, Indonesia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.