Analisis Puisi:
Puisi "Pohon Mangga" karya Agit Yogi Subandi adalah sebuah karya yang memadukan elemen-elemen alam, ingatan, dan emosi manusia.
Simbolisme Pohon Mangga: Pohon mangga adalah simbol utama dalam puisi ini. Pohon mangga mewakili berbagai hal, termasuk tempat menyimpan kenangan, hubungan, dan pengalaman pribadi. Pohon mangga ini mampu menyimpan "ribuan kepingan ingatan" di dalamnya. Ia menjadi tempat untuk merenungkan masa lalu dan ucapan terakhir.
Makna Buah Mangga: Buah mangga adalah bagian penting dalam puisi ini. Buah ini mewakili rasa, cita rasa, atau pengalaman yang tak terlupakan. Penggambaran buah mangga yang asam dan "membuat ngilu" menggambarkan pengalaman yang tidak selalu manis dan indah, tetapi juga pahit dan penuh tantangan.
Konflik Pribadi: Puisi ini juga mencerminkan konflik pribadi dan perasaan terabaikan. Penyair merasa bahwa buah mangga yang tumbuh di pohon itu tidak pernah jatuh atau dihargai. Ada perasaan bahwa upaya dan pengorbanan yang diberikan tak selalu dihargai oleh yang lain.
Rasa Sakit dan Kepahitan: Puisi ini menciptakan gambaran emosional yang kuat tentang rasa sakit dan keputusasaan. Perasaan ini tercermin dalam kata-kata "membuat ngilu di geraham dan perutku." Pohon mangga, yang semula adalah tempat kenangan, berubah menjadi sumber rasa sakit dan keputusasaan.
Kehadiran Alam: Puisi ini menggambarkan hubungan yang dekat antara manusia dan alam. Pohon mangga, daun-daunnya, rantingnya, dan buahnya semuanya menjadi bagian dari perenungan penyair. Alam menjadi latar belakang yang kuat bagi konflik emosional dalam puisi.
Nada Penutup: Puisi ini berakhir dengan nada yang mendalam dan reflektif. Penyair berbicara tentang pohon mangga dan mengekspresikan rasa tidak ingin ditinggalkan atau terlupakan. Penutup puisi ini mengekspresikan perasaan sepi dan harapan untuk diingat.
Secara keseluruhan, puisi "Pohon Mangga" adalah karya yang menggambarkan perasaan, kenangan, dan konflik emosional seseorang dalam hubungannya dengan alam dan pengalaman pribadi. Ia menciptakan gambaran yang kuat tentang rasa sakit, keputusasaan, dan harapan dalam hidup.
Karya: Agit Yogi Subandi