Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Pertengahan Oktober (Karya Agit Yogi Subandi)

Puisi "Pertengahan Oktober" karya Agit Yogi Subandi membawa pembaca ke dalam suasana yang penuh dengan kenangan dan perasaan melalui ...
Pertengahan Oktober

Cerita purba kembali di pertengahan oktober ini.
menyembul serupa suara keras. suara yang
bertubuh tumpul, kerap membentur-benturkan
tubuhnya ke dinding kayu rumahmu:
menggegar! di pintu-pintu durjana, di lantai
yang murka, di jantung bingkai tua yang
berdarah; jantung yang dicungkil pengembara
yang siap dengan keranjang bahasanya. serta
melankolia album foto di rak-rak buku yang
menjelma jarum jahit: merekatkan ingatan yang
koyak di lumbung kepalanya yang dicabik berita
kehilangan dan kedatangan: menyatukan
bayang-bayang yang mengudar, menguap ke
langit siang dan kembali pada saat musim hujan.
langit seperti mata perempuan yang
menyaksikan sinema india yang tragis.
kesedihannya tumpah di balik jendela kamar si
pengembara: aroma tanah menguar, aroma karat
besi meyebar menjadi satu melawan wangi
kuntum-kuntum bunga, menolak kejernihan di
hidung para penghisap keheningan dari baris-
baris kesedihan langit. maka berlarilah ia
menuju jendela. memberi kesaksian pada yang
tertumpah di rumput-rumput halaman, di
sepanjang kembang pagar, di kembang merah,
kuning dan sebatang pohon cengkeh yang
ditinggal daun dan ranting. tinggal tubuh yang
kaku. seperti pedang ksatria yang tertancap
dalam dengan gagang berkerak darah.

Palembang-Lampung, 2008

Analisis Puisi:
Puisi "Pertengahan Oktober" karya Agit Yogi Subandi adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan nostalgia dan refleksi. Puisi ini membawa pembaca ke dalam suasana yang penuh dengan kenangan dan perasaan melalui penggunaan bahasa dan gambaran yang kaya.

Kenangan dan Cerita Purba: Puisi ini dibuka dengan penggunaan kata-kata "Cerita purba kembali di pertengahan Oktober ini," yang menciptakan gambaran tentang kenangan masa lalu yang datang kembali. Kata-kata ini menghadirkan nuansa nostalgia dan refleksi pada cerita-cerita purba yang mungkin telah terlupakan.

Suara yang Menggegar: Penyair menggambarkan suara keras yang menggegar dan mendominasi suasana. Suara ini menciptakan gambaran tentang ketegangan dan konflik yang mungkin terjadi dalam kenangan. Penggunaan kata-kata seperti "bertubuh tumpul" dan "menggegar!" menciptakan gambaran yang kuat tentang intensitas suara tersebut.

Gambaran Alam dan Perasaan: Puisi ini menggunakan gambaran alam untuk merujuk pada perasaan dan kenangan. Penggunaan kata-kata seperti "langit seperti mata perempuan" dan "aroma tanah" menciptakan gambaran yang indah dan terkait dengan alam. Ini menciptakan hubungan antara alam dan perasaan manusia.

Refleksi pada Kehilangan: Puisi ini merujuk pada tema kehilangan dan perasaan kesedihan. Penggunaan kata-kata seperti "jantung yang dicungkil pengembara" dan "jarum jahit: merekatkan ingatan yang koyak" menciptakan gambaran tentang kehilangan yang mendalam dan upaya untuk mengatasi perasaan itu.

Kesaksian dan Penghormatan pada Kenangan: Puisi ini mengekspresikan kesaksian pada kenangan yang tercipta. Penyair menggambarkan pengembara yang memberi kesaksian pada kenangan yang "tertumpah di rumput-rumput halaman" dan "kembang merah, kuning dan sebatang pohon cengkeh." Ini menciptakan nuansa penghormatan terhadap kenangan dan perasaan yang tumpah ruah.

Dengan demikian, puisi "Pertengahan Oktober" adalah sebuah karya sastra yang mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kenangan, kehilangan, dan perasaan melalui gambaran yang indah dan kaya. Puisi ini menciptakan atmosfer yang penuh dengan emosi dan refleksi, dan menggambarkan bagaimana kenangan dapat memengaruhi perasaan dan pengalaman manusia.

Puisi
Puisi: Pertengahan Oktober
Karya: Agit Yogi Subandi
© Sepenuhnya. All rights reserved.