Analisis Puisi:
Puisi "Perihal Uang dan Ketamakan" karya A. Munandar adalah sebuah pengamatan yang tajam tentang hubungan antara uang dan ketamakan, serta konsekuensinya terhadap manusia dan masyarakat. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun kuat, penyair menyampaikan pesan yang mendalam tentang dampak negatif dari obsesi terhadap uang dan keinginan yang tak terpuaskan.
Uang sebagai Lidah dan Ketamakan sebagai Telinga: Penyair menggunakan metafora yang kuat dengan menggambarkan uang sebagai lidah dan ketamakan sebagai telinga. Ini menggambarkan bagaimana uang memiliki kekuatan untuk mengendalikan komunikasi dan interaksi manusia, sementara ketamakan mendengarkan dan memperkuat obsesi terhadap materi.
Kehancuran yang Ditunggu: Pada bagian akhir puisi, penyair menegaskan bahwa ketika uang dan ketamakan mengambil alih kehidupan manusia, kehancuran menjadi suatu kepastian. Ini menyoroti bahwa obsesi terhadap materi dan kekayaan akan membawa dampak negatif yang besar bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Kritik Sosial: Puisi ini dapat dipahami sebagai sebuah kritik terhadap budaya konsumtif dan kapitalisme yang sering kali mengutamakan keuntungan pribadi di atas kepentingan bersama. Penyair menyoroti bahaya dari keinginan tak terbatas untuk memperoleh uang dan harta, serta konsekuensi buruknya terhadap hubungan sosial dan kesejahteraan manusia.
Kesederhanaan Bahasa: Meskipun sederhana dalam penggunaan kata-kata, puisi ini memiliki kekuatan yang besar dalam menyampaikan pesan yang dalam dan mendalam. Penyair mampu mengekspresikan kompleksitas pemikiran tentang uang dan ketamakan dengan cara yang lugas namun efektif.
Puisi "Perihal Uang dan Ketamakan" karya A. Munandar adalah sebuah karya yang mengingatkan kita akan bahaya dari obsesi terhadap uang dan kekayaan, serta pentingnya untuk tidak membiarkan materi mengendalikan nilai-nilai kita sebagai manusia. Dengan menggunakan metafora yang kuat dan bahasa yang sederhana, penyair menyampaikan pesan yang kuat tentang pentingnya mengutamakan nilai-nilai spiritual dan kehidupan sosial di atas kepentingan materialistik.
karya: A. Munandar