Analisis Puisi:
Puisi "Pelukan Singkat dan Sebuah Dongeng" karya Iswadi Pratama menggambarkan dinamika hubungan cinta yang penuh dengan perasaan kehampaan, keinginan, dan kekosongan yang tak terucapkan dengan jelas.
Dinamika Pelukan Singkat: Penyair menggambarkan pelukan yang singkat, tetapi penuh dengan makna yang dalam. Pelukan tersebut menjadi simbol penyelesaian atau pemenuhan suatu kekosongan dalam diri yang telah lama terpendam. Meskipun singkat, pelukan tersebut tampaknya mampu membawa ketenangan dan kesempurnaan sesaat.
Konflik Diri dan Keinginan: Puisi ini mencerminkan konflik batin di antara keinginan seseorang, yang telah berusaha lama untuk menekan hasrat atau keinginan tertentu. Ada perjuangan internal untuk menutupi atau menahan perasaan, namun pada akhirnya, kehampaan dan kekosongan itu tetap terasa.
Ketidaktahuan dalam Hubungan: Penyair mengekspresikan ketidakjelasan dalam hubungan, di mana meskipun terdapat pelukan dan keintiman fisik, namun kejelasan dalam hubungan tersebut tampaknya tidak pernah tercapai. Ada kesan bahwa hubungan ini tidak pernah berjalan dengan mulus atau terpenuhi sepenuhnya.
Metafora Bocah dan Rajawali: Dalam puisi ini, terdapat dua metafora yang digunakan untuk menggambarkan karakter dalam hubungan: "bocah" yang melambangkan kelembutan, dan "rajawali" yang melambangkan kekuatan dan keteguhan. Metafora ini menyiratkan perubahan dari sikap yang lembut menjadi kuat dan tegas dalam menghadapi berbagai tantangan dalam hubungan.
Puisi "Pelukan Singkat dan Sebuah Dongeng" menghadirkan gambaran hubungan yang penuh dengan ketidakjelasan, kekosongan, dan perubahan karakter. Iswadi Pratama dengan indahnya menyajikan metafora yang mewakili dinamika hubungan yang kompleks, dari kelembutan hingga kekuatan, tetapi tetap tidak pernah sepenuhnya terpenuhi dan berujung pada kekosongan yang menyelimuti. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kehampaan dan ketidakpastian dalam hubungan antara dua individu.