Puisi: Naik Kereta Api Lagi (Karya Abdul Wachid B. S.)

Puisi "Naik Kereta Api Lagi" karya Abdul Wachid B. S. mengajak pembaca untuk merenungkan tentang perubahan dalam kehidupan dan hubungan antara ...
Naik Kereta Api Lagi

seperti senin yang
tergesa masuk ruang kerja
tertunda oleh rabu yang
janjian dengan teman

selasa terselip di antara
bangku-bangku tunggu
aku berpikir apakah kekasihku
bosan menemaniku ke mana

aku pergi? sejak masa dan
anak-anak berangkat dewasa
rumah adalah persinggahan
selebihnya stasiun ke stasiun

lebih tahu kau atas debu
di jendela loko kafe daripada
debu di jendela rumah

apakah kau pernah lelah
datang dan pergi bukan karena
sepasang kakimu yang indah?

aku masih berpikir
bayanganmu di jendela kaca
saling menimpa dengan bayanganku
dan sirna oleh cahaya

Lempuyangan, 23 Januari 2019

Analisis Puisi:

Puisi "Naik Kereta Api Lagi" karya Abdul Wachid B. S. adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perjalanan fisik dan emosional seseorang dalam konteks naik kereta api. Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun mendalam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang perubahan dalam kehidupan dan hubungan antara perjalanan fisik dengan perjalanan batin.

Tema Sentral

  • Perjalanan Fisik dan Emosional: Puisi ini mengeksplorasi tema perjalanan, baik secara harfiah (naik kereta api) maupun secara metaforis (perjalanan kehidupan dan perjalanan emosional). Penyair mengamati perubahan yang terjadi seiring waktu, dari kehidupan sehari-hari yang terburu-buru hingga momen refleksi di dalam kereta api.
  • Rasa Kehilangan dan Nostalgia: Ada nuansa nostalgia dan rasa kehilangan yang tersirat dalam puisi ini. Penyair merenungkan tentang masa lalu dan perubahan yang telah terjadi, termasuk perubahan dalam hubungan dengan orang lain.

Gaya Bahasa dan Imaji

  • Bahasa Sederhana Namun Padat: Abdul Wachid B. S. menggunakan bahasa yang sederhana namun memiliki kedalaman makna. Misalnya, penggunaan kata-kata seperti "debu di jendela loko kafe daripada debu di jendela rumah" menciptakan gambaran perbedaan prioritas dan perhatian penyair terhadap perjalanan fisik dan kehidupan sehari-hari.
  • Imaji: Puisi ini menggunakan imaji untuk menciptakan suasana dan gambaran yang jelas bagi pembaca. Contohnya, bayangan penyair dan kekasihnya yang "saling menimpa dengan bayanganku dan sirna oleh cahaya" menciptakan gambaran tentang kerapuhan dan sifat sementara dari kenangan dan hubungan.

Struktur dan Ritme

  • Bait Pendek dengan Ritme Reflektif: Puisi ini terdiri dari beberapa bait pendek yang memiliki ritme reflektif. Setiap bait memberikan momen refleksi yang dalam tentang perubahan dan perjalanan hidup, serupa dengan irama dan perhentian-perhentian dalam perjalanan kereta api.

Pesan dan Makna

  • Kehidupan sebagai Perjalanan: Puisi ini menyampaikan pesan tentang kehidupan sebagai sebuah perjalanan yang terus berlanjut. Perjalanan dengan kereta api menjadi metafora tentang perubahan, pertumbuhan, dan kehilangan dalam hidup.
  • Refleksi dan Introspeksi: Penyair melakukan refleksi diri dalam puisi ini, merenungkan tentang hubungan dengan kekasihnya dan perubahan dalam hidupnya sendiri. Hal ini mengundang pembaca untuk juga melakukan introspeksi terhadap perjalanan hidup mereka sendiri.
Puisi "Naik Kereta Api Lagi" karya Abdul Wachid B. S. adalah sebuah karya yang menggugah untuk merenungkan arti perjalanan, baik secara fisik maupun emosional. Dengan bahasa yang sederhana namun mengandung makna yang dalam, puisi ini berhasil menggambarkan perubahan dalam kehidupan sehari-hari dan perjalanan batin seseorang. Ini adalah sebuah pengingat tentang kerapuhan kenangan, serta tentang keindahan dan kompleksitas dari pengalaman hidup yang terus berubah.

Puisi
Puisi: Naik Kereta Api Lagi
Karya: Abdul Wachid B. S.
© Sepenuhnya. All rights reserved.