Analisis Puisi:
Puisi ini menggambarkan serangkaian gambaran yang kuat tentang tempat, kejadian, dan refleksi pribadi. Subandi menggunakan bahasa yang kaya akan imaji dan simbol untuk menyampaikan pengalaman kompleks seseorang.
Deskripsi Tempat dan Kejadian: Penyair menggambarkan sebuah jalan atau ruas tanpa toko atau bangunan yang menjual barang (ruko). Hanya ada sejumlah kios atau lapak yang menantang setiap pejalan untuk menilai diri mereka sendiri. Ketidakberadaan deretan lampu yang bersujud kepada pejalan menggambarkan suatu bentangan yang bebas dari penilaian atau penghakiman.
Penyajian Gambaran Orang-Orang: Dalam puisi ini, Subandi menyoroti orang-orang yang berada di balik kabut. Mereka muncul sebagai cerita-cerita yang menarik untuk diungkap atau dijelaskan. Ada deskripsi mengenai seorang lelaki mabuk yang berhubungan dengan seorang gadis dengan jaket beludru. Pemuda itu hanya ingin melukai dirinya sendiri dengan kenangan yang membekas dalam pikirannya. Kiasan tentang pedang para samurai menggambarkan betapa tajam dan menyakitkan kenangan itu.
Refleksi Pribadi: Penyair menyampaikan refleksi pribadi tentang perasaan tersesat sambil menuliskan apa yang dialami, di mana dirinya menjadi bagian dari ruang lingkup yang digambarkan. Ia merenungkan peristiwa di sekitarnya dan mencoba mengolahnya dalam bentuk tulisan.
Puisi "Meja Tulis" menggambarkan lingkungan fisik dan emosional yang rumit. Dengan menggunakan imaji dan simbol, Subandi mengilustrasikan suasana tempat dan kejadian dengan detail yang kuat. Penekanan pada cerita-cerita tersembunyi dan refleksi personal memberikan lapisan emosional yang dalam pada puisi ini.
Karya: Agit Yogi Subandi