Puisi: Meja Tulis (Karya Agit Yogi Subandi)

Puisi "Meja Tulis" menggambarkan lingkungan fisik dan emosional yang rumit. Dengan menggunakan imaji dan simbol, Subandi mengilustrasikan suasana ...
Meja Tulis


Tubuhnya: sebentang jalan tanpa ruko-ruko
dengan sejumlah kios yang menantang setiap
pejalan untuk menghakimi dirinya.
tak ada deretan lampu yang menyembah
setiap yang lewat di bentangan itu. hanya sebuah lampu
yang tegun menanggapi setiap yang melintas dan berlalu.
peristiwa: orang-orang yang berdiri di balik kabut,
tersorot bulan.

Ada tiang lampu dan deretan cerita pendusta
yang menarik-narik kepingan di tubuhmu,
serta lelaki yang mabuk akan gadis dengan jaket beludru,
yang ia ingat punggung dan pinggulnya,
ia tak ingin mengingat namanya, apatah lagi alamat rumah.
ia hanya ingin melukai dirinya dengan ingatan
yang mengkilat seperti pedang-pedang para samurai.
hingga tercecer darah - menetes-netes,
ada serpihan kulit yang membusuk - mengering,
dan rahasia yang tersimpan dan tak dituliskan

Ada aku, tersesat!
sambil menuliskan yang berlalu.


2008

Analisis Puisi:
Puisi ini menggambarkan serangkaian gambaran yang kuat tentang tempat, kejadian, dan refleksi pribadi. Subandi menggunakan bahasa yang kaya akan imaji dan simbol untuk menyampaikan pengalaman kompleks seseorang.

Deskripsi Tempat dan Kejadian: Penyair menggambarkan sebuah jalan atau ruas tanpa toko atau bangunan yang menjual barang (ruko). Hanya ada sejumlah kios atau lapak yang menantang setiap pejalan untuk menilai diri mereka sendiri. Ketidakberadaan deretan lampu yang bersujud kepada pejalan menggambarkan suatu bentangan yang bebas dari penilaian atau penghakiman.

Penyajian Gambaran Orang-Orang: Dalam puisi ini, Subandi menyoroti orang-orang yang berada di balik kabut. Mereka muncul sebagai cerita-cerita yang menarik untuk diungkap atau dijelaskan. Ada deskripsi mengenai seorang lelaki mabuk yang berhubungan dengan seorang gadis dengan jaket beludru. Pemuda itu hanya ingin melukai dirinya sendiri dengan kenangan yang membekas dalam pikirannya. Kiasan tentang pedang para samurai menggambarkan betapa tajam dan menyakitkan kenangan itu.

Refleksi Pribadi: Penyair menyampaikan refleksi pribadi tentang perasaan tersesat sambil menuliskan apa yang dialami, di mana dirinya menjadi bagian dari ruang lingkup yang digambarkan. Ia merenungkan peristiwa di sekitarnya dan mencoba mengolahnya dalam bentuk tulisan.

Puisi "Meja Tulis" menggambarkan lingkungan fisik dan emosional yang rumit. Dengan menggunakan imaji dan simbol, Subandi mengilustrasikan suasana tempat dan kejadian dengan detail yang kuat. Penekanan pada cerita-cerita tersembunyi dan refleksi personal memberikan lapisan emosional yang dalam pada puisi ini.

Puisi
Puisi: Meja Tulis
Karya: Agit Yogi Subandi
© Sepenuhnya. All rights reserved.