Hujan yang Berlalu
"pelan-pelan, sayang! hujan perlahan reda..."
tubuhku asing di antara tubir trotoar dan pasir di jalan
dan wajah-wajah penuh buku mondar-mandir
juga sesekali mencuri waktuku
"ayo, kita mencari tempat singgah! yang merelakan
ruangnya kita jarah!"
paru-paruku digantungi batu
sejak engkau mulai memaknai hujan dengan sebuah lagu
di mana kerap kau hempaskan tubuhmu
ke gelombang tembang
lalu kita pura-pura melukis hujan di jendela
yang kita tahu, bahwa ia telah terbingkai
sebelum kita datang
dan setelah hujan berlalu,
apakah kita masih akan mencari tempat
yang ruangannya rela kita jarah?
sementara di luar,
orang-orang telah berencana melanjutkan perjalanan
dan mengakhiri pembicaraan
2007
Puisi: Hujan yang Berlalu
Karya: Agit Yogi Subandi