Di Sebuah Taman
(- Prof Sarwiji Suwandi menulis puisi)
seraut wajah cahaya
akhirnya menjadi penerang
ruang-ruang, kedamaian kelabu
wajah-wajah baru berdatangan jadi mampu
indahkan mana makna, mana magma
jika kelak musim hujan tiba
itulah saatnya benih bertumbuh haru
seraut wajah cahaya
usah ditunggu kapan datang kapan berlalu?
waktu-waktu, senyum merekah itu
akan memerdekakan pandangan
nyatakan mana cuka, mana suka
di mana hikmah kemarau menjelma
inilah saatnya benih haru berbunga cinta.
UNS, Surakarta, 7 April 2018
Karya: Abdul Wachid B. S.