Puisi: Di Meja Makan (Karya Agit Yogi Subandi)

Puisi "Di Meja Makan" karya Agit Yogi Subandi menggambarkan keinginan yang mendalam untuk diakui dan dimengerti oleh orang yang dicintai.
Di Meja Makan


Puan,
di matamu yang cerlang
seperti ujung pisau
tamatkanlah
seluruh hasrat
di dadaku
dengan menusukkannya
ke lubuk jantungku
agar kau tahu,
di kedalamannya
ada dirimu.


Bandar Lampung, 2009

Analisis Puisi:
Puisi "Di Meja Makan" karya Agit Yogi Subandi adalah sebuah karya yang penuh dengan nuansa emosi yang mendalam dan mengandung berbagai lapisan makna. Dalam penelaahan puisi ini, akan dibahas beberapa aspek yang meliputi struktur, gaya bahasa, tema, serta interpretasi makna yang terkandung di dalamnya.

Struktur Puisi: Puisi ini terdiri dari satu bait yang singkat tetapi penuh dengan imaji dan makna yang dalam. Secara visual, puisi ini terdiri dari enam baris yang disusun secara teratur, memberikan kesan kekompakan dan kesederhanaan tetapi tetap kuat dalam penyampaian makna.

Gaya Bahasa: Puisi ini menggunakan bahasa metafora dan imaji yang kuat. Penyair menggunakan gambaran tentang mata yang seperti ujung pisau, menggambarkan kejernihan dan kekuatan dalam melihat. Metafora "tamatkanlah seluruh hasrat di dadaku" menggambarkan keinginan untuk menyelesaikan sesuatu yang mungkin tak terungkapkan atau terlalu berat untuk dipikul.

Tema Puisi: Tema yang dominan dalam puisi ini adalah cinta, keinginan untuk mengungkapkan perasaan yang terdalam kepada orang yang dicintai. Ada rasa keinginan untuk menyampaikan keinginan yang begitu dalam dan tersembunyi, tetapi pada saat yang sama, terasa begitu sulit untuk diungkapkan. Puisi ini menciptakan aura kerinduan dan keinginan untuk diterima dan dimengerti.

Interpretasi Makna: Puisi ini mengekspresikan keinginan seseorang untuk menyampaikan isi hatinya kepada orang yang dicintai. Metafora mata yang seperti ujung pisau menunjukkan kejernihan dan ketajaman pandangan, sementara "tamatkanlah seluruh hasrat di dadaku" menggambarkan dorongan untuk menyelesaikan atau membebaskan diri dari beban yang mungkin dipendam di dalam hati. Kemudian, menyampaikan keinginan untuk memiliki diri orang yang dicintai sampai ke lubuk hati, sehingga orang tersebut bisa memahami secara mendalam siapa kita sebenarnya.

Puisi "Di Meja Makan" karya Agit Yogi Subandi adalah sebuah karya yang singkat namun penuh makna, membawa pembaca ke dalam perjalanan emosional yang menggambarkan keinginan yang mendalam untuk diakui dan dimengerti oleh orang yang dicintai. Melalui penggunaan bahasa metaforis yang kuat, puisi ini menampilkan kejernihan, kekuatan, serta keinginan untuk menyampaikan isi hati yang terdalam.

Puisi ini memungkinkan pembaca untuk merenung tentang esensi cinta, keinginan untuk diterima apa adanya, dan kerinduan untuk dipahami secara mendalam oleh orang yang dicintai. Interpretasi dapat bervariasi tergantung pada pengalaman dan pandangan masing-masing pembaca, tetapi inti dari puisi ini tetap memancarkan kejujuran emosi yang mendalam.

Puisi
Puisi: Di Meja Makan
Karya: Agit Yogi Subandi
© Sepenuhnya. All rights reserved.