Puisi: Di Dermaga Sungai Siak (Karya Maman S. Mahayana)

Puisi "Di Dermaga Sungai Siak" karya Maman S. Mahayana adalah sebuah karya sastra yang melukiskan pemandangan dan pengalaman di sekitar Dermaga.
Di Dermaga Sungai Siak


Sungai Siak dan sejarah puak
Air yang kelu
Tonggak kayu membisu
Keciprat-keciprat yang menciptakan abrasi
Embun melayang di kejauhan
Menghadang kapal yang datang
Tongkang yang geram
Gelondong kekayuan
Gelombang mengapungkan sampan nelayan
Oleng dan ringkih

Aku takjub
Memandangi kegelisahan alam
Teriakan kelasi: Bengkalis, Bengkalis!
Pedagang rambutan dan buah-buahan
Calo dan penjual koran
Datang kepagian

Perempuan sepi
Memotreti kehidupan pagi
Hasratku wujud dalam kehati-hatian
Kita berkata-kata dalam bahasa biasa

Di dermaga sungai Siak
Aku berteriak
Engkau mengajari ketenangan gelombang
Jalan panjang ke lautan
Tak ada rintangan, seperti katamu:
"Ketika kata mengenang gerak,
huruf merangkai gejolak."
Kumandangkan jiwa yang bersebadan
dalam pertemuan yang entah kapan

"Sekali layar terkembang
pantang surut ke belakang!"


Sungai Siak, 30 November 2005

Analisis Puisi:
Puisi "Di Dermaga Sungai Siak" karya Maman S. Mahayana adalah sebuah karya sastra yang melukiskan pemandangan dan pengalaman di sekitar Dermaga Sungai Siak. Puisi ini menggambarkan suasana alam, aktivitas sehari-hari, dan refleksi pribadi penyair.

Gambaran Alam dan Sejarah: Puisi ini memulai dengan penggambaran Sungai Siak dan sejarahnya. Sungai menjadi pusat perhatian dengan gambaran air yang mengalir dan membawa jejak sejarah puak. Tonggak kayu yang membisu melambangkan keheningan sejarah dan tradisi yang telah berlalu. Ada keindahan yang terasa alami dalam deskripsi embun yang melayang dan kapal-kapal yang datang.

Dinamika dan Kecamatan Alam: Penyair menggambarkan dinamika alam dengan menggambarkan kecenderungan abrasi dan pergerakan air yang menciprat. Gerak-gerik alam ini menciptakan suasana hidup dan berubah-ubah yang tercermin dalam gelombang dan olengan sampan nelayan. Puisi ini menggambarkan harmoni alam dan interaksi manusia dengannya.

Kegiatan Sehari-hari di Dermaga: Puisi ini memperlihatkan kegiatan sehari-hari di dermaga. Ada gambaran pedagang rambutan dan buah-buahan, calo, dan penjual koran yang datang di pagi hari. Pemandangan ini menciptakan gambaran khas aktivitas keseharian di dermaga, dengan berbagai jenis orang yang datang dan pergi.

Pemotretan Perempuan: Penyair menggambarkan adegan seorang perempuan yang sedang memotret kehidupan pagi di dermaga. Ini menciptakan kesan pemotretan visual dan menciptakan rasa kedekatan dengan suasana di dermaga.

Refleksi Pribadi: Puisi ini menunjukkan refleksi pribadi penyair tentang pengalaman di dermaga. Kata-kata "Aku takjub" mengungkapkan kekaguman dan rasa kagum penyair terhadap alam dan aktivitas yang terjadi di sekitar Sungai Siak.

Pesan Ketenangan dan Ketekunan: Penyair mencoba mengambil pelajaran dari alam dan mengajarkan ketenangan melalui gambaran gelombang yang tenang di dermaga. Metafora "Jalan panjang ke lautan" dan "Sekali layar terkembang, pantang surut ke belakang" merujuk pada perjalanan hidup yang penuh dengan tantangan, namun harus dihadapi dengan ketekunan dan tekad.

Puisi "Di Dermaga Sungai Siak" karya Maman S. Mahayana adalah karya sastra yang menggambarkan pemandangan alam dan kehidupan sehari-hari di dermaga Sungai Siak. Puisi ini tidak hanya menggambarkan gambaran visual, tetapi juga menyampaikan pesan refleksi dan kebijaksanaan dari alam itu sendiri, serta mengajarkan nilai-nilai ketenangan dan ketekunan dalam menghadapi perjalanan hidup.

Maman S. Mahayana
Puisi: Di Dermaga Sungai Siak
Karya: Maman S. Mahayana

Biodata Maman S. Mahayana:
  • Maman S. Mahayana lahir pada tanggal 18 Agustus 1957 di Cirebon, Jawa Barat, Indonesia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.