Puisi: Aku Mencintaimu Sampai Senja (Karya: Abdul Wachid B. S.)

Puisi "Aku Mencintaimu Sampai Senja," Abdul Wachid B. S. menggambarkan cinta yang abadi dan pengabdian tanpa batas.
Aku Mencintaimu Sampai Senja


tetapi yang aku rasakan matahari berjalan mundur 
ke arah timur seperti usiamu yang mengulur umur 
menyinari wajahmu  
kebeningan embun    

tempat aku berkaca 
mengenali wajahku siapa 
wajahmu akan selalu di hadapan yang 
cahayanya memerdekakan aku dari rupa dunia   

siapapun engkau 
bagaimanapun perubahan engkau 
di taman mana pun dunia ataukah surga 
aku adalah pelayanmu penuh suka cita   

makilah aku dengan cemburu
kutuklah aku dengan rindu
sumpah serapah hanyalah bahasa
kasih sayang mendahului kemarahan hingga

aku merasakan matahari berjalan mundur
ke arah timur menyinari wajahmu
kembalilah aku kepada pelukan kecupan cahaya
di taman mana pun dunia ataukah surga


Yogyakarta, 5 Juni 2016

Analisis Puisi:
Cinta adalah tema yang abadi dalam puisi, dan karya-karya Abdul Wachid B. S. tidak terkecuali. Dalam puisi "Aku Mencintaimu Sampai Senja," penulis mengungkapkan perasaan cinta yang mendalam dan komitmen yang tak terbatas.

Keindahan Alam dan Perubahan dalam Cinta: Puisi ini menghadirkan gambaran matahari yang berjalan mundur dan kebeningan embun, melambangkan perubahan dan perjalanan waktu. Penulis menyamakan perubahan matahari dengan usia kekasihnya yang semakin panjang. Meskipun ada perubahan, cinta penulis tetap tak berubah.

Pengenalan Diri melalui Kaca dan Keberadaan Kekasih: Penulis menggunakan gambaran tempat ia berkaca untuk mengenali dirinya sendiri, sementara wajah kekasihnya tetap ada di hadapannya. Keberadaan kekasih menjadi cahaya yang membebaskan penulis dari dunia yang serba visual.

Pengabdian Penuh Sukacita: Dalam puisi ini, penulis menyatakan bahwa dirinya adalah pelayan kekasihnya dengan penuh suka cita. Hal ini menunjukkan tingkat pengabdian dan dedikasi yang tak terbatas dalam cinta. Penulis siap untuk menerima segala emosi dan tantangan yang mungkin timbul dalam hubungan mereka.

Cinta yang Melampaui Kemarahan dan Bahasa: Penulis menegaskan bahwa meskipun kemarahan dan sumpah serapah adalah bahasa umum, kasih sayang selalu mendahului. Puisi ini menggambarkan pentingnya mengatasi konflik dan menjaga cinta sebagai prioritas utama.

Kesempurnaan dalam Pelukan Cahaya: Puisi ini menggambarkan keinginan penulis untuk kembali kepada kekasihnya, dalam pelukan kecupan cahaya. Meskipun di taman mana pun, di dunia ini ataukah di surga, penulis siap untuk menjalani kehidupan dan cinta bersama kekasihnya.

Dalam puisi "Aku Mencintaimu Sampai Senja," Abdul Wachid B. S. menggambarkan cinta yang abadi dan pengabdian tanpa batas. Melalui gambaran alam, perubahan, dan pengabdian penuh sukacita, penulis mengungkapkan perasaan yang mendalam dan keabadian cinta yang tak tergoyahkan. Puisi ini menjadi pengingat bahwa cinta yang tulus mampu melampaui batas waktu dan segala tantangan yang ada.

Puisi: Aku Mencintaimu Sampai Senja
Puisi: Aku Mencintaimu Sampai Senja
Karya: Abdul Wachid B. S.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.