Puisi: Aku Airmata (Karya Abdul Wachid B. S.)

Puisi: Aku Airmata Karya: Abdul Wachid B. S.
Aku Airmata


melalui telpon aku mengenal kebaikanmu
setidaknya kebaikan suaramu
tanpa cinta jarak purwokerto yogyakarta
sejauh jakarta papua

lobang-lobang jalan raya masih pada tempat yang sama
tambah hari tambah pula jumlahnya
seorang laki-laki digelombangkan oleh lobang-lobang jalanan
seorang pejantan melipat rasa sakit ke dalam saku celananya

tetapi suaramu mengenalkan kepada kebaikan
tetapi kebaikanmu mengingatkan aku kepada ibu
kebaikanmu perwujudan dari rasa cinta
kebaikan ibu sabda dari kasih-sayang tanpa jeda lobang-lobang

lantas aku menangis
begitu mengingat ibu

aku menjadi manusia tanpa tulang
tetapi aku dikuatkan oleh airmata
setidaknya airmata inilah yang
masih menjadi tanda

bahwa aku selalu ingin menjadi manusia baik
seperti doa-doa ibu yang
di masa kanak sebagai penutup dongeng

“merasa menjadi rapuh
justru awal menjelma tangguh
dan airmata membuat jiwa kita mandi
dan segar kembali”

begitulah katamu yang
melupakan aku kepada lobang-lobang jalan raya
melenakan aku kepada memikirkan indonesia
toh aku hanyalah penyair cinta

dan urusan mendengarkan suaramu
adalah kewajibanku atas cinta
aku akan selalu memasukkan suaramu
ke dalam telinga hatiku

tidak akan kucatat lagi lobang-lobang jalan raya
tidak akan kulupakan lagi suara-suaramu yang
mampu menjadikan aku airmata
menutupi lobang-lobang jalan raya indonesia.


Yogyakarta 1 Juni 2016

Puisi: Aku Airmata
Puisi: Aku Airmata
Karya: Abdul Wachid B. S.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.