Bukan Lantaran Darah
(- usai sembahyang bersama Santosa Warna Atmadja)
Akhirnya datang juga ke rumah kau
Yang dilingkungi burung-burung
Malam sempurna dirundung mendung
Maunya menghujat lelangit akan cahaya
Tapi tak sekedar itu, lantaran
Anak dalam rahim dan istri seharian
Tak tunjukkan ronta girangnya, lantaran
Tak sebagai waktu biasa
Dari pagi sampai pagi
Santapan kami tinggallah angin
Berkali lagi kau menyungguhkan
"Bukan lantaran darah
Kita dipertautkan sunyi!"
Aku cuma terpana
Sekalipun udara belum menyala
Tapi dalam batin bintang telah kejora
"Ya. Ini saudara yang
Berjalan ke sungguh kata"
Tak ada basabasi seperti umumnya
Dalam begini, tangan di atas atau di bawah
Sama mutiaranya
Sebelum penghabisan itu
Aku cuma bisa menatap lelangit
Bulan Sangularan saksi akhirnya
Bahwa buat tahu manis markisa
Lidah butuh kecut buah asam
Lalu masing-masing merasai
Hati meluas bumi.
1995
Puisi: Bukan Lantaran Darah
Karya: Abdul Wachid B. S.