Puisi: Ledakan di Ladang Gersang (Karya Abdul Wachid B. S.)

Puisi "Ledakan di Ladang Gersang" karya Abdul Wachid B. S. menggambarkan realitas pahit dan kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat dalam suatu ...
Ledakan di Ladang Gersang

Negeri kami negeri di bawah para pemimpi
Di sini tanah-tanah hanya menatap kosong
Langit yang kerontang
Tanpa hamparan harapan
Tanpa kehijauan jiwa yang
Tumbuh dari dada dan kening
Dan bibir-bibir kami pecahan tanah
Mendesiskan doa
Permohonan tangan-tangan yang pucat
Dan penuh keringat

Di sini kami menyanyi bersama
Dalam tarian-tarian malam
Bersujud
Seperti rontokan daun yang menimbuni
Ladang-ladang gersang
Dan lumbung padi lumbung jiwa kami
Kusam dan kosong

Jauh telah kami tinggalkan keangkeran
Seantero kota juga bengisnya harapan
Tapi, di sini pun kami disudutkan tanah
Yang mengeras
Yang biarkan jam-jam lewat
Hari-hari pergi, tanpa rupa dan makna
Dan jikapun seruan kami menciptakan ledakan
Hanyalah jerit angin yang kering
Menggiring airmata yang mengeruh
Ke sungai-sungai

Kini kami hening bersama dalam doa
Sebelum terbang meninggalkan negeri pemimpi
Pemberontakan lembut ke balik langit malam.

1992

Analisis Puisi:

Puisi "Ledakan di Ladang Gersang" karya Abdul Wachid B. S. merupakan sebuah karya yang menggambarkan realitas pahit dan kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat dalam suatu negeri yang terabaikan dan tandus. Melalui penggunaan bahasa yang kuat dan metaforis, penyair menyampaikan suasana putus asa, kekecewaan, dan harapan yang memudar.

Tema

Tema utama puisi ini adalah kesulitan hidup di negeri yang gersang dan harapan yang hancur. Puisi ini menggambarkan bagaimana masyarakat menghadapi kenyataan pahit di tanah yang tandus dan di bawah kepemimpinan yang mengecewakan. Tema lainnya adalah pemberontakan halus dan doa sebagai bentuk pelarian dan harapan untuk perubahan.

Gaya Bahasa

  • Metafora: Puisi ini penuh dengan metafora yang kuat, seperti "bibir-bibir kami pecahan tanah" yang menggambarkan penderitaan dan kekeringan yang dialami oleh masyarakat. "Negeri di bawah para pemimpi" adalah metafora untuk kepemimpinan yang tidak realistis dan tidak efektif.
  • Personifikasi: Tanah dan langit diberikan sifat manusia, seperti "tanah-tanah hanya menatap kosong" dan "langit yang kerontang". Ini memberikan kesan bahwa alam sekitar turut merasakan penderitaan dan kekosongan yang dirasakan oleh masyarakat.
  • Imaji: Penggunaan imaji yang kuat, seperti "tangan-tangan yang pucat dan penuh keringat" dan "rontokan daun yang menimbuni ladang-ladang gersang", menciptakan gambaran visual yang jelas tentang kondisi yang sulit dan putus asa.
  • Kontras: Kontras antara harapan dan kenyataan ditampilkan melalui perbandingan antara "lumbung padi lumbung jiwa kami" yang "kusam dan kosong" dengan harapan akan kemakmuran yang tidak pernah terwujud.

Makna

Puisi ini menggambarkan kondisi masyarakat yang hidup di negeri yang tandus dan dikuasai oleh para pemimpin yang tidak realistis. Tanah yang gersang dan langit yang kerontang melambangkan hilangnya harapan dan kemakmuran. Bibir yang pecah dan tangan yang penuh keringat menunjukkan penderitaan fisik dan emosional yang dirasakan oleh masyarakat.

Selanjutnya, penyair menggambarkan kebersamaan dalam kesulitan, dengan masyarakat yang menyanyi dan menari bersama dalam tarian malam. Meskipun mereka bersujud dalam doa, ladang mereka tetap gersang dan lumbung mereka kosong, menunjukkan betapa sulitnya keadaan mereka.

Pada akhirnya, puisi ini mengungkapkan pemberontakan halus melalui doa dan harapan untuk perubahan. Doa mereka adalah bentuk pelarian dan harapan untuk masa depan yang lebih baik, meskipun mereka tahu bahwa harapan itu mungkin tidak akan terwujud.

Puisi "Ledakan di Ladang Gersang" karya Abdul Wachid B. S. adalah puisi yang kuat dan penuh dengan simbolisme, menggambarkan realitas pahit dan kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat dalam negeri yang terabaikan. Melalui penggunaan bahasa yang metaforis dan imagery yang kuat, penyair berhasil menyampaikan perasaan putus asa dan harapan yang memudar. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kondisi masyarakat yang hidup dalam kesulitan dan kekecewaan, serta pentingnya harapan dan doa sebagai bentuk pelarian dan harapan untuk perubahan.

Puisi
Puisi: Ledakan di Ladang Gersang
Karya: Abdul Wachid B. S.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.