Puisi: Nyanyian Kabut (Karya Abdul Hadi WM)

Puisi "Nyanyian Kabut" karya Abdul Hadi WM menciptakan suasana misterius dan mendalam yang mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keberadaan ...
Nyanyian Kabut

Kabut biru semata. Biru. Ada cahaya berisik
helaan angin, lalu percakapan
Kunamakan senandungmu lengang, udara
Berangkat cuaca malam dan ke mana kata-kata

Dan dalam kabut bisik-bisikmu jelaga

Kadang kudengarkan itu sengau yang lepas
dari laringnya, kadang kudengarkan itu
lembar-lembar jatuh dari kenangannya
Kadang kudengarkan itu
doa shalat sebelum sujud diselesaikan

Dan seseorang bangun bagiku
menyalakan lampu sebelum malam

1971

Analisis Puisi:

Puisi "Nyanyian Kabut" karya Abdul Hadi WM adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan suasana kabut biru dan atmosfer misterius yang mengikutinya. Dengan menggunakan bahasa yang puitis dan imaji yang kuat, penyair berhasil menciptakan gambaran yang menarik tentang keindahan alam dan kesepian manusia di dalamnya.

Kabut Biru Sebagai Metafora: Kabut biru dalam puisi ini menjadi metafora yang kuat yang melambangkan keheningan, kelembutan, dan keabadian. Warna biru menciptakan suasana yang tenang dan misterius, mencerminkan keindahan alam yang terasa sakral dan magis.

Cahaya dan Angin: Penyair menggambarkan adanya cahaya dan helaan angin dalam kabut, menciptakan gambaran tentang kehidupan yang terus bergerak dan berubah meskipun dalam keadaan yang gelap dan kabur. Percakapan yang disebutkan menunjukkan adanya kehidupan dan aktivitas di tengah-tengah keheningan alam.

Nyanyian dalam Hening: Puisi ini menggambarkan nyanyian yang terdengar dalam hening kabut, menambahkan lapisan misteri dan keindahan pada suasana. Nyanyian tersebut bisa berasal dari berbagai sumber, seperti alam, kenangan, atau bahkan doa. Hal ini menunjukkan bahwa keheningan alam juga bisa menjadi tempat untuk menyuarakan perasaan dan pikiran.

Kesepian dan Kehadiran Manusia: Meskipun alam terasa begitu luas dan mendalam, kehadiran manusia juga disinggung dalam puisi ini. Seseorang yang bangun dan menyalakan lampu sebelum malam menunjukkan bahwa di tengah keheningan alam, manusia masih hadir dengan segala kegiatan dan tindakan mereka.

Kedalaman Emosi dan Kenangan: Puisi ini menciptakan gambaran tentang kedalaman emosi dan kenangan yang tersembunyi di balik kabut biru. Lembar-lembar jatuh dari kenangan, doa-doa yang disebutkan, semuanya menciptakan lapisan-lapisan emosi yang menggerakkan jiwa pembaca.

Puisi "Nyanyian Kabut" adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan keindahan alam dan kehadiran manusia di dalamnya melalui metafora kabut biru. Dengan menggunakan bahasa yang puitis dan imaji yang kuat, penyair berhasil menciptakan suasana misterius dan mendalam yang mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keberadaan manusia di tengah kebesaran alam semesta.

Puisi: Nyanyian Kabut
Puisi: Nyanyian Kabut
Karya: Abdul Hadi WM

Biodata Abdul Hadi WM:
  • Abdul Hadi WM (Abdul Hadi Widji Muthari) lahir di kota Sumenep, Madura, pada tanggal 24 Juni 1946.
  • Abdul Hadi WM adalah salah satu tokoh Sastrawan Angkatan '66.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Fragmen AkhirSeh Siti JenarMenjelang Hukuman MatiBumi resah, bumi 'kan terus bersimbah darahDi jalanan dan pematang-pematang sawahJiwa memar dan kepedihan merkahTapi siapa yang aka…
  • Nyanyian SenggangSeh Siti JenarHikmati bangkai anjing, buah busuk dan kotoran kerbauHikmati biji-bijian kecil asal yang benarHikmati luka yang tak tampak dan jerit tak terdengarNan…
  • Dengan Setiap Orang (1)    Setiap orang mengakhiri perjalananya dengan muka tengadah. burung-burung selalu saja lintas di udara dari pohon-pohon lebat dari kenangan. dan …
  • YKita tidak akan bisa tidur kalau tinggal di hotel ituNamun kita akan menuju ke kota itu dan menginapDi hotel yang demikianPelayannya suka mengomel dan mabokPelancong suka singgahH…
  • Z"Gerangan lagu apa?". Laki-laki ituMendengar suara musik dari jauhTak kunjung dekat"Ke tempat itu kamu pergi, Kelana Pandir!"Dia meneguk minuman kerasnyaDan bayang-bayangnya meman…
  • Sajak Gaya LamaDi Makam Seh Siti JenarUsah puja tuak cerlang pernah membakar inisudah tumpah cawan dan darahnya ke bumiPun jangan ikuti jalannya sebarang memarmencari Tuhan bukan m…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.