Sumber: Rindu Bahagia (1963)
Analisis Puisi:
Puisi "Bangunlah, O Pemuda!" karya Ali Hasjmy adalah sebuah karya yang penuh semangat dan menggugah. Puisi ini membangkitkan semangat nasionalisme dan kebangkitan generasi muda untuk berbuat dan berbakti terhadap tanah air.
Semangat Nasionalisme: Puisi ini menggambarkan semangat nasionalisme yang tinggi. Penyair menyampaikan panggilan kepada pemuda untuk bangkit dan beraksi demi tanah air tercinta. Gempita suara dan wahyu kebangunan yang diungkapkan menggambarkan pentingnya kesadaran akan identitas nasional dan tanggung jawab terhadap bangsa.
Panggilan untuk Aksi: Puisi ini menyuarakan panggilan kepada pemuda untuk bergerak dan bertindak. Penyair menekankan pentingnya tindakan yang konkrit untuk membantu dan berbakti kepada tanah air dan masyarakat. Bahasa yang digunakan menciptakan dorongan kuat agar generasi muda bergerak dan tidak hanya berdiam diri.
Keterikatan dengan Tanah Air: Puisi ini juga menggarisbawahi pentingnya keterikatan dengan tanah air. Melalui metafora seperti "pulang ke taman" dan "panggilan tanah tercinta," penyair mengingatkan pemuda akan akar dan hubungan yang harus dijaga dengan tanah kelahiran. Hal ini menciptakan rasa cinta dan tanggung jawab terhadap tanah air.
Tantangan Generasi Muda: Puisi ini menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh generasi muda. Penyair mengingatkan bahwa waktu terbatas, dan bahwa generasi muda harus memanfaatkan masa muda mereka untuk berbuat dan berjasa. "Gunakan ketika selagi ada" adalah panggilan untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
Puisi "Bangunlah, O Pemuda!" adalah sebuah karya yang mengandung semangat nasionalisme, dorongan untuk beraksi, dan pengingat akan tanggung jawab terhadap tanah air. Melalui bahasa yang kuat dan panggilan yang tegas, penyair mengajak generasi muda untuk bangkit dan berkontribusi dalam membangun dan memajukan tanah air yang tercinta.
Karya: Ali Hasjmy
Biodata Ali Hasjmy:
- Prof. Ali Hasjmy lahir di Lampaseh, Aceh Besar dengan nama lengkap Muhammad Ali Hasyim pada tanggal 28 Maret 1914.
- Ali Hasjmy meninggal dunia di Banda Aceh, pada tanggal 18 Januari 1998.
- Dalam dunia sastra, Ali Hasjmy pernah menggunakan beberapa nama pena, antara lain Al Hariry, Aria Hadiningsun dan Asmara Hakiki.