Analisis Puisi:
Puisi "Tanah Kita" karya Rini Intama adalah persembahan yang memikat tentang hubungan intim antara manusia dan tanah, serta perasaan nostalgia akan masa kecil.
Hubungan Manusia dan Tanah: Puisi ini dimulai perjalanan dengan menggambarkan hubungan simbiotik antara manusia dan tanah. Dengan pernyataan bahwa "Kita sudah mulai menua, sama tua dengan tanah kita," penyair menekankan ikatan yang erat antara umur manusia dan umur tanah. Ini menyoroti konsep bahwa manusia terlahir dari tanah, hidup di atasnya, dan kembali ke dalamnya di akhir hayat.
Simbolisme "Tanah Kita": Penggunaan frasa "tanah kita" bukan hanya merujuk pada tanah secara harfiah, tetapi juga mencerminkan identitas, warisan, dan akar budaya seseorang. Ini menekankan rasa kepemilikan dan kedekatan emosional terhadap tanah tempat seseorang berada.
Berjenjang Waktu: Istilah "berjenjang waktu" menggambarkan perjalanan hidup yang terus berlanjut. Ini menciptakan gambaran tentang evolusi manusia dan tanah seiring waktu, serta perubahan yang dialami keduanya. Konsep ini juga menyoroti siklus kehidupan dan kematian yang berkelanjutan.
Gelombang Rindu dan Senandung Masa Kecil: Gelombang rindu dan senandung masa kecil yang disebutkan dalam puisi menyoroti nostalgia akan masa lalu yang tak terhindarkan. Penyair merindukan masa kecil dengan menggambarkan kidung yang membawa gelombang rindu. Ini mengungkapkan kerinduan akan kepolosan, kebahagiaan, dan kebebasan yang ditemui di masa kecil.
Gaya Bahasa Puitis: Penyair menggunakan bahasa yang sederhana namun memikat, memadukan elemen-elemen alam dengan perasaan manusia untuk menciptakan atmosfer yang puitis dan mendalam. Imaji yang digunakan membawa pembaca pada perjalanan emosional yang menggetarkan.
Puisi "Tanah Kita" karya Rini Intama adalah pengamatan yang indah tentang hubungan antara manusia dan tanah, serta nostalgia akan masa kecil yang tak terlupakan. Dengan menggunakan bahasa yang kaya dan gambaran-gambaran yang kuat, penyair membangun koneksi yang dalam antara pembaca dan tema-tema yang dijelaskan dalam puisi. Puisi ini mengajak kita untuk merenung tentang identitas, waktu, dan kenangan yang membentuk kita sebagai individu dan bagian dari lingkungan tempat kita tinggal.
Karya: Rini Intama
Biodata Rini Intama:
Rini Intama lahir pada tanggal 21 Februari di Garut, Jawa Barat. Namanya tercatat dalam buku Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017).