Puisi: Sajak Nelayan Tua (Karya Rini Intama)

Puisi "Sajak Nelayan Tua" karya Rini Intama menggambarkan kehidupan seorang nelayan tua yang penuh perjuangan dan penyesalan, namun akhirnya ...
Sajak Nelayan Tua

Lelaki itu Nelayan tua
mengeja hari mengusap wajah
membisik kalimat lirih maaf pada seluruh sanak

Dia kenang karang garang
menunggu waktu tenggang
berjalan langkah terseok
duduk diam merendam kaki kecil
tangan tak lagi menebar jala

Hangat mentari
hangat air sepanjang pesisir

Nyiur-nyiur memanggil
meneduhkan mata cekung menghitam

Pulanglah pulang suara desir angin!
meraup ikan, menggulung ombak adalah sakit yang mengiris

Pulanglah pulang suara riak ombak!
menyimpan sepinggan duka mengering adalah isak tangis

Pulanglah pulang suara langkah kaki berpasir!
memejam mata tertidur panjang adalah mimpi yang menipis

Tapi pulang adalah jalan.

23 Maret 2010

Analisis Puisi:

Puisi "Sajak Nelayan Tua" karya Rini Intama adalah puisi yang menyentuh tentang kehidupan seorang nelayan tua yang menghadapi kenyataan pahit dari masa lalunya serta perjalanan emosionalnya menuju kepasrahan dan ketenangan. Puisi ini dipenuhi dengan simbolisme dan citra yang mendalam, menawarkan gambaran yang jelas tentang kehidupan dan perjuangan nelayan tua tersebut.

Tema Utama: Penyesalan, Penerimaan, dan Kematian

Tema utama dalam puisi ini adalah penyesalan dan penerimaan. Puisi ini menggambarkan perjalanan hidup seorang nelayan tua yang merenungkan masa lalunya dengan penyesalan, namun akhirnya menemukan ketenangan dalam menerima kenyataan hidup dan kematian yang tak terelakkan.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini memiliki struktur bebas yang memungkinkan aliran pikiran dan emosi yang spontan. Gaya bahasanya sederhana namun penuh makna, dengan penggunaan metafora dan citraan yang kuat untuk menggambarkan kehidupan nelayan tua.

Simbolisme dan Citraan

  1. Nelayan Tua: Simbol nelayan tua menggambarkan seseorang yang telah menghabiskan hidupnya di laut, bekerja keras, dan kini berada di ujung perjalanan hidupnya. Ini juga dapat diartikan sebagai representasi dari generasi lama yang penuh pengalaman dan kebijaksanaan.
  2. Karang Garang dan Laut: Karang yang garang dan laut menggambarkan kerasnya kehidupan yang dijalani oleh sang nelayan. Laut dan karang adalah elemen yang sering dikaitkan dengan bahaya dan tantangan, mencerminkan kehidupan penuh perjuangan dan kesulitan.
  3. Tangan Tak Lagi Menebar Jala: Frasa ini menunjukkan ketidakmampuan fisik dan pensiunnya sang nelayan dari pekerjaannya yang telah menjadi identitasnya. Ini juga mencerminkan ketidakberdayaan dan penerimaan akan batasan fisik yang datang dengan usia tua.
  4. Hangat Mentari dan Air Pesisir: Gambaran hangat mentari dan air pesisir memberikan kontras dengan kesulitan yang dihadapi, menunjukkan adanya kedamaian dan ketenangan yang ditemukan dalam kenangan dan alam sekitar.
  5. Suara Desir Angin dan Riak Ombak: Suara angin dan ombak yang memanggil untuk pulang adalah metafora untuk panggilan kematian. Ini mencerminkan keinginan untuk kembali ke asal, menemukan kedamaian, dan melepaskan beban hidup.
  6. Jalan Pulang: Pulang adalah simbol dari kematian atau akhir dari perjalanan hidup. Ini menunjukkan bahwa pada akhirnya, semua perjuangan dan penyesalan akan berakhir, dan akan ditemukan kedamaian.

Narasi dan Emosi

Puisi ini menggambarkan perjalanan emosional nelayan tua melalui kenangan, penyesalan, dan penerimaan. Dari bisikan maaf kepada keluarga, kenangan tentang masa lalu yang keras, hingga keinginan untuk pulang dan menemukan kedamaian, puisi ini menggambarkan transisi dari penyesalan menuju ketenangan dan penerimaan.

Ketika puisi menyatakan "Pulanglah pulang suara desir angin!" dan seterusnya, itu mencerminkan keinginan nelayan tua untuk melepaskan diri dari penderitaan fisik dan emosional, dan menerima akhir perjalanan hidupnya dengan tenang.

Puisi "Sajak Nelayan Tua" karya Rini Intama adalah puisi yang mendalam dan penuh emosi, menggambarkan kehidupan seorang nelayan tua yang penuh perjuangan dan penyesalan, namun akhirnya menemukan ketenangan dalam penerimaan. Melalui simbolisme dan citraan yang kuat, Rini Intama berhasil menggambarkan perjalanan hidup yang penuh makna, serta menghadirkan refleksi tentang kehidupan, penyesalan, dan kematian.

Puisi ini adalah penghormatan kepada mereka yang telah menghabiskan hidup mereka bekerja keras dan menghadapi tantangan, namun pada akhirnya, menemukan kedamaian dalam menerima takdir mereka. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun penuh makna, puisi ini menawarkan wawasan yang mendalam tentang kondisi manusia dan perjalanan emosional menuju penerimaan dan ketenangan.

Rini Intama
Puisi: Sajak Nelayan Tua
Karya: Rini Intama

Biodata Rini Intama:
    • Rini Intama lahir pada tanggal 21 Februari di Garut, Jawa Barat. Namanya tercatat dalam buku Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017).
    © Sepenuhnya. All rights reserved.