Analisis Puisi:
Puisi "Sajak di Atas Meja Makan" mengeksplorasi konsep waktu dan kenangan, menyajikan gambaran tentang ruang sehari-hari yang penuh dengan sejarah dan momen-momen kecil yang berharga.
Representasi Meja Makan: Penyair menggunakan meja makan sebagai metafora bagi tempat yang menjadi saksi bagi peristiwa sehari-hari dalam kehidupan. Meja makan bukan hanya tempat untuk makan, tetapi juga menyimpan jejak waktu dan sejarah kecil sebuah keluarga atau rumah.
Masa dan Memori: Ada penekanan pada masa yang "luruh" dan "tinggalkan sejarah entah apa." Ini mungkin merujuk pada perasaan penghormatan terhadap kenangan masa lalu yang terdapat di ruang meja makan. Puisi ini mengajak kita untuk merenung tentang makna dari peristiwa kecil yang biasa terjadi di tempat-tempat yang sederhana.
Kesadaran dan Tafakur: Penutup puisi menimbulkan pertanyaan terhadap arah dari refleksi atau tafakur. Penyair menanyakan apakah kita menyadari keberadaan sejarah yang ada di meja makan, dan apakah pemikiran reflektif dialamatkan ke arah yang tepat.
Puisi "Sajak di Atas Meja Makan" karya M. Nurgani Asyik menyoroti kerumitan masa dan sejarah kecil yang disimpan di tempat-tempat sehari-hari. Meja makan, sebagai simbol, menjadi panggung bagi momen-momen kenangan dan penghormatan terhadap waktu yang terlewati. Dengan pertanyaan tentang kesadaran dan tafakur, puisi ini mengajak kita untuk menghargai momen kecil yang sering terabaikan.
Karya: M. Nurgani Asyik