Analisis Puisi:
Puisi "Pertemuan" karya Sulaiman Juned menggambarkan sebuah pertemuan yang penuh rindu di sepanjang sungai Krueng Peusangan.
- Setting yang Menawan: Puisi ini dibuka dengan gambaran sungai Krueng Peusangan yang mempesona, tempat di mana pertemuan yang penuh rindu terjadi. Setting alam yang digambarkan menciptakan suasana romantis dan memikat bagi pembaca, menambah kedalaman emosi dan atmosfir puisi.
- Pertemuan yang Dipertegas oleh Alam: Sungai Krueng Peusangan digambarkan sebagai perantara pertemuan antara Malem Dewa dan Bensu puteri. Alam dipersonifikasikan dalam puisi untuk mempertegas makna pertemuan tersebut, seolah-olah alam sendiri turut merasakan rindu dan romantisme dari pertemuan keduanya.
- Simbolisme dan Mitologi Lokal: Dalam puisi ini, terdapat penggunaan simbolisme dan mitologi lokal yang kental. Malem Dewa dan Bensu puteri mungkin merupakan tokoh-tokoh dalam mitologi atau legenda daerah setempat, yang menambah kedalaman makna pertemuan mereka. Hal ini juga menciptakan hubungan yang kuat antara puisi dengan warisan budaya dan tradisi lokal.
- Pencarian Identitas dan Akar Budaya: Penggunaan istilah "gubuk Mak Ni tua" dan "harum renggali di pelaminan" merujuk pada unsur-unsur budaya dan tradisi yang kental dalam masyarakat setempat. Puisi ini bisa dilihat sebagai pencarian akan identitas dan akar budaya, di mana pertemuan antara Malem Dewa dan Bensu puteri menjadi sebuah peristiwa yang tidak hanya personal, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai budaya yang diwarisi dari leluhur.
Puisi "Pertemuan" adalah sebuah karya yang memukau dan sarat dengan makna. Dengan menggambarkan pertemuan yang penuh rindu di sepanjang sungai yang mempesona, puisi ini tidak hanya menciptakan suasana romantis yang memikat, tetapi juga merangkul warisan budaya dan mitologi lokal. Melalui gambaran alam dan simbolisme yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti dan makna dari pertemuan, identitas budaya, dan hubungan antara manusia dan alam.
Karya: Sulaiman Juned