Puisi: Penyair Tanggung (Karya Mustafa Ismail)
Puisi: Penyair Tanggung
Karya: Mustafa Ismail
Penyair Tanggung
Aku penyair tanggung datang dari kampung
yang koyak-moyak oleh batu-batu gunung
Aku berkacak pinggang di tubir jalan
menantang angin malam
menyeberang pulau dengan riang
Kampungku adalah hamparan yang landai
dikelilingi bukit-bukit dan ombak pantai
persis sebuah lukisan yang aduhai:
Perempuan telanjang dengan gincu di tangan
memoles bibir hingga terbakar
di seberangnya kau menjadi arang
Kampungku dibikin dari bilahan rencong,
daun ganja, ganas ombak dan bau mesiu,
dari tangis anak-anak kehilangan bapak
Kau boleh saja menyebutnya dongeng
sambil mengarang cerita-cerita palsu
tentang orang jompo dan preman pasar:
Seperti dirimu yang berdiri di trotoar
dan membayangkan sedang di atas gunung
membangun kerajaan kaktus
Puisi dibangun dari air liur perempuan liar
yang gemar mengaveling malam
— ini malamku, itu malammu —
Kau pasti tahu: bukan dari biji-biji emas, butir berlian,
apalagi kilau bintang
yang bisa membentangkan jalan menuju surga
Lebih baik kau tak berjaga menunggu senja
agar encok tak membuatmu mengigau
tentang diksi-diksi lampau
Puisi bukan jalan pedang
penyair bukanlah pahlawan
tak perlu bunuh diri walau ia buruk rupa
Aku penyair tanggung datang dari gunung
dari mata rencong tanpa sarung.
Jakarta, 30 September 2017
Karya: Mustafa Ismail
Biodata Mustafa Ismail:
- Mustafa Ismail lahir pada tanggal 25 Agustus 1971 di Aceh.