Puisi: Namaku Irena Zilinska (Karya Rini Intama)

Puisi "Namaku Irena Zilinska" karya Rini Intama mengisahkan perjalanan emosional dan spiritual melalui nama, lanskap, dan harapan.
Namaku Irena Zilinska

Bertopi ranting kering bersepatu bulu
Kaki melepuh mengayuh langkah berpeluh di padang pasir
dan bukit-bukit panas Siberia

Namaku Irena Zilinska
di langit terik tak kutemui burung Attar
yang kan membawaku ke tanah Tibet
yang kan mengajakku ke mata air bening
bumi ini seperti kering dan mati

Namaku Irena Zilinska
letakkan saja aku di tanah berhambur pasir tanpa air
biarkan jiwa berjalan di angan menuju cahaya-cahaya
dan pulang pada tanah merdeka tanpa perang

Juni, 2011

Sumber: Sekuntum Jejak (2012)

Analisis Puisi:

Puisi "Namaku Irena Zilinska" karya Rini Intama mengisahkan perjalanan emosional dan spiritual melalui nama, lanskap, dan harapan. Dengan menggunakan Irena Zilinska sebagai tokoh utama, puisi ini mengeksplorasi tema-tema seperti penantian, kerinduan, dan pencarian makna dalam lanskap yang keras dan penuh tantangan.

Tema dan Struktur Puisi

  • Identitas dan Nama: Nama "Irena Zilinska" dalam puisi ini bukan hanya sebagai identitas tetapi juga sebagai simbol dari pencarian dan perasaan yang mendalam. Nama ini menjadi inti dari pengalaman dan harapan Irena, serta mencerminkan ketidakmampuan untuk menemukan tempat yang diidamkan atau kedamaian yang dicari. Nama Irena menjadi cerminan dari perjalanan emosional yang dialaminya.
  • Lanskap dan Simbolisme: Lanskap yang digambarkan dalam puisi, yaitu "padang pasir" dan "bukit-bukit panas Siberia", menyoroti keterasingan dan kesulitan. Ini adalah gambaran dari tempat yang kering dan tidak ramah, mencerminkan keadaan jiwa Irena yang merasa kosong dan tidak memenuhi. "Kaki melepuh" dan "langkah berpeluh" menggambarkan perjuangan fisik dan emosional yang dialami, menegaskan ketidaknyamanan dan ketidakpastian perjalanan.
  • Ketiadaan dan Pencarian: Puisi ini juga menyoroti pencarian yang sia-sia melalui gambaran "langit terik" tanpa "burung Attar". Burung Attar, yang merujuk pada burung mitos atau simbol kebebasan dan pencerahan, tidak hadir dalam puisi ini, menandakan ketiadaan arah dan harapan. "Tanah Tibet" dan "mata air bening" melambangkan tempat yang ideal dan damai yang diidamkan tetapi tidak dapat dicapai, menyoroti rasa kecewa dan ketidakmampuan untuk menemukan tempat yang diinginkan.
  • Harapan dan Keputusasaan: Puisi ini diakhiri dengan permintaan untuk "letakkan saja aku di tanah berhambur pasir tanpa air", yang menandakan kepasrahan dan keputusasaan. "Biarkan jiwa berjalan di angan menuju cahaya-cahaya" menunjukkan harapan akan kedamaian dan pencarian makna, meskipun pada akhirnya harus menghadapi kenyataan pahit. Keinginan untuk "pulang pada tanah merdeka tanpa perang" mencerminkan keinginan mendalam untuk kedamaian dan kebebasan yang tidak dapat dicapai dalam kondisi saat ini.

Makna dan Interpretasi

Puisi "Namaku Irena Zilinska" oleh Rini Intama menggambarkan perjalanan batin seorang individu yang mencari makna dan kedamaian di tengah tantangan dan keterasingan. Nama Irena Zilinska berfungsi sebagai simbol dari identitas yang sedang mencari tempat dan makna dalam hidupnya. Lanskap yang digambarkan dalam puisi—dari padang pasir hingga bukit-bukit panas Siberia—menyiratkan kesulitan dan ketidakpastian yang dialami dalam perjalanan emosional dan spiritual.

"Namaku Irena Zilinska" juga menggarisbawahi tema keputusasaan dan harapan. Walaupun Irena menghadapi realitas yang keras dan tidak ramah, dia tetap berpegang pada harapan untuk menemukan tempat dan kedamaian yang diidamkan. Puisi ini mencerminkan pencarian yang mendalam dan sering kali tak berujung untuk menemukan makna dan tempat yang benar-benar memenuhi kebutuhan jiwa.

Puisi "Namaku Irena Zilinska" karya Rini Intama adalah sebuah karya yang menyelami tema pencarian identitas, kerinduan, dan keputusasaan melalui lanskap yang keras dan simbolis. Dengan menggunakan nama sebagai pusat narasi dan menggambarkan kesulitan melalui elemen alam, puisi ini menyampaikan pesan tentang ketidakpastian dan harapan dalam perjalanan batin. Melalui gambaran yang kuat dan emosional, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan perjalanan pribadi dan pencarian makna dalam konteks yang lebih luas.

Rini Intama
Puisi: Namaku Irena Zilinska
Karya: Rini Intama

Biodata Rini Intama:
    • Rini Intama lahir pada tanggal 21 Februari di Garut, Jawa Barat. Namanya tercatat dalam buku Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017).

    Anda mungkin menyukai postingan ini

    • Gemuruh Tanah, pasir-pasir, debu-debu gemuruh angin menyapu luka Tak peduli suara indah berlumur madu yang selalu berceloteh tentang mim…
    • DebarBawa jiwa malam ini melambungdi setiap debar yang terjunjungbawa seikat bunga bakung ungudalam tangan yang melingkar rindudebar langit di tengah karam dan segelas air jerukdeb…
    • Hampa Di rintih jiwa melolong jerit kehidupan yang hilang ziarahi jarum kecil menusuk di kesakitan yang kelabu tak ada kata selain lengking jurit malam angin menderai me…
    • MerajukMerajuk, dengar genta kasmaranmembenam nyawadi binar mata yang menggenangair yang tak jatuhcumbu wewangi haru dalam biru...tangisan cinta sayup merajukgemetar menggununggeta…
    • Lagu Sang Hujan Lagu sang hujan menarik larik di setiap catatan peristiwa dalam jambangan cantik ketika menemukan segaris senyum di dongeng liri…
    • Rindu (1)Seperti ketika kecil memaksaingin rebah di dada ibusamar suara rindu menggelinciraliri pembuluh nadiseperti ketika memaksaingin berlari ke arahmu.9 Mei 2010 Rindu (2) …
    © 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.