Puisi: Di Sebuah Surau (Karya Rini Intama)

Puisi "Di Sebuah Surau" karya Rini Intama mengajak pembaca untuk merenung tentang pentingnya penghayatan spiritual dan pencarian makna dalam ...
Di Sebuah Surau

Ada suara patau menangis bersimpuh seperti mengigau
Melantun ayat-ayat indah bersama suara angin
Menyaji potret-poter nurani dalam sahaja yang memukau
Membasahi dahaga dan cucuran keringat yang mengaliri sungai dukanya
Mata perempuan itu berkabut
Menunduk menghitung rasa takut
Melukis gemetar yang tak beranjak
Dari sekepal jantung yang mengkerat
Di ritual taubat yang mengental
Ayat-ayat mengerat kalbunya yang juga sekarat.

2011

Analisis Puisi:

Puisi "Di Sebuah Surau" karya Rini Intama adalah persembahan yang menggugah hati tentang pengalaman spiritual dan introspeksi yang mendalam di dalam sebuah surau.

Atmosfer Surau: Penyair dengan cermat menciptakan gambaran tentang atmosfer surau, tempat suara patau menangis dan ayat-ayat indah melantun. Suara angin yang disertakan menambahkan dimensi alamiah dan spiritual, menciptakan suasana yang tenang namun sarat dengan emosi.

Potret-Potret Nurani: Puisi ini tidak hanya sekadar menggambarkan setting fisik, tetapi juga menyajikan potret-potret nurani yang dalam. Kata-kata yang dipilih dengan hati-hati membawa pembaca untuk merenung tentang kehadiran spiritual dan perenungan yang terjadi di dalam hati setiap individu.

Cucuran Dukanya: Bahasa metaforis yang digunakan, seperti "membasahi dahaga dan cucuran keringat yang mengaliri sungai dukanya," menggambarkan pengaliran emosi dan kegelisahan yang mendalam di dalam diri subjek puisi. Ini menciptakan gambaran tentang proses penyembuhan atau pencarian pemahaman dalam menghadapi tantangan hidup.

Mata Perempuan Berkabut: Deskripsi tentang mata perempuan yang berkabut dan menghitung rasa takut menciptakan gambaran tentang kebingungan dan kecemasan yang dialami. Ini mungkin mencerminkan pertarungan internal atau pencarian arah dalam hidup.

Ritual Taubat: Mention tentang ritual taubat menyoroti tema pemurnian spiritual dan pencarian kedamaian dalam agama. Penggambaran ritual taubat yang mengental membawa pembaca untuk merasakan intensitas dan urgensi dari proses ini.

Ayat-Ayat Mengerat Kalbu: Penutup puisi dengan menyatakan bahwa ayat-ayat mengerat kalbu yang juga sekarat menegaskan pengaruh dan kekuatan kata-kata suci dalam membawa kedamaian dan pemahaman. Ini menyoroti kekuatan penyembuhan dan transformasi dalam keyakinan spiritual.

Puisi "Di Sebuah Surau" karya Rini Intama adalah karya yang menggugah hati tentang perjalanan spiritual dan introspeksi dalam konteks agama. Dengan menggunakan bahasa yang kaya dan gambaran-gambaran yang kuat, penyair berhasil menggambarkan pengalaman mendalam dan refleksi diri yang terjadi di dalam surau. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang pentingnya penghayatan spiritual dan pencarian makna dalam kehidupan sehari-hari.

Rini Intama
Puisi: Di Sebuah Surau
Karya: Rini Intama

Biodata Rini Intama:
    Rini Intama lahir pada tanggal 21 Februari di Garut, Jawa Barat. Namanya tercatat dalam buku Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017).
    © Sepenuhnya. All rights reserved.