Puisi: Amara (Karya Rini Intama)

Puisi "Amara" karya Rini Intama mengajak pembaca untuk menyelami dalam pemikiran dan emosi, serta menghargai keindahan dan kompleksitas dalam ...
Amara
(: Episode cinta yang lengkap)

Amara datang, lalu katanya aku masih menulis puisi-pusi cinta
Semuanya terjadi dan mengalir seperti air
Seperti kidung yang mengalun saat malam menjelang tidur

Amara mencatat ilusinya dalam diam, memunguti kata dalam labirin waktu
Membisu
Menunggu
Melintasi waktu ...

2011

Analisis Puisi:

Puisi "Amara" karya Rini Intama adalah sebuah karya yang puitis, mengeksplorasi tema cinta, keheningan, dan perjalanan waktu.

Kedatangan Amara: Puisi dibuka dengan pengantar tentang kedatangan seseorang yang disebut Amara. Amara mewakili mungkin figur metaforis, mungkin personifikasi dari cinta, inspirasi, atau pemahaman diri yang lebih dalam.

Refleksi tentang Puisi Cinta: Penyair mencatat bahwa Amara mengatakan bahwa dirinya masih menulis puisi-puisi cinta. Ini menciptakan gambaran tentang refleksi diri dan penilaian atas karya-karya sebelumnya, serta kesinambungan tema cinta dalam karya-karya tersebut.

Aliran Waktu: Penyair menggunakan metafora aliran air dan kidung yang mengalun untuk menggambarkan perjalanan waktu. Ini menciptakan gambaran tentang kontinuitas waktu yang terus bergerak, serta keindahan dan kehalusan dalam perjalanan tersebut.

Amara dan Ilusinya: Amara mencatat ilusinya dalam diam, mengumpulkan kata-kata dalam labirin waktu. Ini menyoroti proses pemahaman diri dan pencarian makna yang terjadi dalam keheningan dan refleksi. Amara mungkin mencerminkan kebijaksanaan internal atau pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri.

Membisu dan Menunggu: Kata-kata "membisu" dan "menunggu" menciptakan atmosfer hening dan antisipasi. Ini bisa mencerminkan proses pengendapan emosi atau pemikiran yang terjadi dalam keheningan, serta kesabaran yang diperlukan dalam menunggu pengertian atau penyelesaian.

Melintasi Waktu: Penutup puisi dengan menyatakan bahwa Amara melintasi waktu mengundang interpretasi tentang keabadian cinta atau pemahaman yang melampaui batas-batas waktu yang linier. Ini menciptakan gambaran tentang kesinambungan dan keabadian dalam pengalaman manusia.

Puisi "Amara" karya Rini Intama adalah persembahan yang memikat tentang cinta, waktu, dan refleksi diri. Dengan menggunakan bahasa yang puitis dan gambaran-gambaran yang mendalam, penyair berhasil menciptakan atmosfer meditatif yang mengundang pembaca untuk merenung tentang makna cinta, kehadiran diri, dan perjalanan waktu. Puisi ini mengajak pembaca untuk menyelami dalam pemikiran dan emosi, serta menghargai keindahan dan kompleksitas dalam perjalanan manusia menuju pemahaman diri yang lebih dalam.

Rini Intama
Puisi: Amara
Karya: Rini Intama

Biodata Rini Intama:
    Rini Intama lahir pada tanggal 21 Februari di Garut, Jawa Barat. Namanya tercatat dalam buku Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017).
    © Sepenuhnya. All rights reserved.