Puisi: Aku dan Kataku (Karya Rini Intama)

Puisi "Aku dan Kataku" karya Rini Intama mengeksplorasi berbagai emosi manusia melalui metafora yang kuat.
Aku dan Kataku

Aku dan kata mencintaimu, menyelinap di antara syair-syair mengalir bersama butir-butir pasir laut, bukankah sama seperti ketika mencoba menumpahkan warna di atas kanvas seraya menunggumu, lantas langit dan awan bergerak pelan...

Aku dan kata kerinduanku, menyelinap di antara derasnya makna aksara dalam untaian kalimat yang menumpah, sama seperti ketika gundukan tanah menggunung dan memuntahkan lahar... deburannya mengalir begitu saja menerabas segala...

Aku dan kata kemarahanku, adalah ketika terbengkalainya air di sela jemari mengering, menggenggam dan cinta itu sendiri yang memberangus ego dalam kalut, takut atau pengecut. Ada sisa waktu yang berlari dalam rimbun hutan Halimun yang berembun lalu sepi...

Aku dan kata kesetiaanku, adalah merasakan butiran embun sisa malam yang datang pada dedaunan di antara kabut dingin yang menyatu di tanah yang membasah, di detak nadi hari lalu menunggu esok terus datang, meski aku tertunduk lesu.

10 Maret 2010

Sumber: Ruang Jingga (2010)

Analisis Puisi:
Puisi "Aku dan Kataku" karya Rini Intama adalah ungkapan perasaan yang dalam tentang cinta, kerinduan, kemarahan, dan kesetiaan. Puisi ini mengeksplorasi berbagai emosi manusia melalui metafora yang kuat.

Kombinasi Emosi: Puisi ini menggambarkan perasaan-perasaan yang berbeda-beda, mulai dari cinta dan kerinduan hingga kemarahan dan kesetiaan. Penyair menggunakan kata-kata yang kuat untuk menggambarkan intensitas emosi ini.

Metafora Alam: Puisi ini memanfaatkan metafora alam untuk menggambarkan emosi-emosi tersebut. Misalnya, "syair-syair mengalir bersama butir-butir pasir laut" menggambarkan keindahan dan ketenangan cinta. Di sisi lain, "derasnya makna aksara dalam untaian kalimat yang menumpah" mencerminkan kerinduan yang mendalam.

Kekuatan Kata: Penyair menggunakan kata-kata yang mendalam dan menggugah dalam puisi ini. Kata-kata seperti "bukankah sama seperti ketika mencoba menumpahkan warna di atas kanvas seraya menunggumu" menggambarkan kekuatan perasaan.

Hubungan dengan Alam: Puisi ini sering kali merujuk pada alam dan elemen-elemen alam seperti laut, debu, embun, dan hutan. Ini menciptakan ikatan antara emosi manusia dan alam, menggambarkan bagaimana perasaan-perasaan ini adalah bagian alami dari kehidupan manusia.

Kemampuan Penyair untuk Mengungkapkan Emosi: Penyair mampu mengungkapkan emosi yang kompleks dengan menggunakan gambaran-gambaran yang kuat. Puisi ini menciptakan citra yang hidup dan membantu pembaca merasakan emosi-emosi yang digambarkan dalam puisi.

Perjalanan Emosi: Puisi ini juga mencerminkan perjalanan emosi, dari kerinduan yang mendalam hingga kemarahan yang datang dan pergi, dan akhirnya kesetiaan yang bertahan. Ini menciptakan narasi emosional yang terasa mendalam.

Secara keseluruhan, "Aku dan Kataku" adalah sebuah puisi yang menggambarkan beragam emosi manusia melalui gambaran-gambaran alam yang kuat dan kata-kata yang mendalam. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kompleksitas perasaan manusia dan hubungannya dengan alam.

Rini Intama
Puisi: Aku dan Kataku
Karya: Rini Intama

Biodata Rini Intama:
    Rini Intama lahir pada tanggal 21 Februari di Garut, Jawa Barat. Namanya tercatat dalam buku Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017).

    Anda mungkin menyukai postingan ini

    • Sajak untukmusapaan anjing dari kelompok pink floyd rasuk ke darahinilah pekerjaanku siang inimemandang langit silau merenungi gelisah kusutkeringat liar mengalir di dalam dan tubu…
    • Sajak Bagongbagong namanyatantanglah berkelahikepalamu pasti dikepruk batubawalah whiskybahumu pasti ditepuk-tepuk gembiraajaklah omongtapi jangan khotbahia akan kentutbagong naman…
    • Perbaruan Tekad Di tempatku terpencil jauh terasing Kudengar suaramu penyanyi radio Engkau menghibur hati dan jiwa Orang yang sakit badan merana Di tempatku terpencil jau…
    • Mimpi dan Hidup Pernah saudara bermimpi Mendapat uang perak dan emas, Lekas digenggam kuat dan keras, Takut 'kan hilang orang rampas, Kemud…
    • IbuDari atas rokhku. Terlahir lenturan-lenturangumpalan sekian cahya. Yang berkelebatGersit dan cendekiawan. Dari sekianMisteri. Pada hidup. Pada hidup danPada hidup. Yang begini i…
    • Aku dan Temanku Tak ada suatu makhluk padanya aku takluk Di atas batu hitam Di ujung tanduk aku berdiri seorang diri menantang gelombang menggertak guruh …
    © 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.