Puisi: Subuh yang Zikir (Karya A. Rahim Eltara)

Puisi "Subuh yang Zikir" karya A. Rahim Eltara menggambarkan pengalaman doa dan zikir pada waktu subuh sebagai saat yang penuh dengan makna dan ...
Subuh yang Zikir

Dini hari menangis
Embun meraba-raba dengan basah di luar jendela
Mendung pelupuk mata, mengantongi doa subuh
Tatkala aku bersimpu mencari pintu langit
Di mana tungku cahaya tak pernah padam
Ayat-ayat mewangi di bibir, serupa kasturi
Tanpa ingin aku berbagi dengan angin

Subuh yang lahir dari rahim waktu
Meneteskan airmata yang tauhid, bukan
Dari palung dada yang telaga, dan bukan pula
Mata yang sebiru samudra
Adalah keyakinan hati menembus langit
Pada Rabku yang menggenggam ruh

Kaca jendela berembun. Mata fajar menetes pijar
Entah kenapa aku masih meragukan yang imam
Hari-hari tak pernah berhenti memijar waktu yang fardu
Tanpa harus antri untuk belajar menangis
Air mataku akan menjelma cahaya, mendekap subuh yang zikir
Tubuhku pun berzikrullah ke arsy.

Sumbawa, 2017

Analisis Puisi:

Puisi "Subuh yang Zikir" karya A. Rahim Eltara menyajikan sebuah gambaran mendalam tentang pengalaman spiritual di pagi hari. Melalui bahasa yang penuh warna dan metafora yang kuat, puisi ini mengeksplorasi tema kesucian, doa, dan refleksi spiritual pada waktu subuh.

Struktur dan Tema

Puisi ini mengangkat tema spiritualitas dan keheningan subuh sebagai saat yang penuh makna. Dengan menggambarkan momen dini hari, puisi ini menekankan hubungan antara manusia dan Tuhan dalam konteks doa dan zikir. Struktur puisi ini memanfaatkan deskripsi visual dan emosional untuk menciptakan pengalaman pembaca yang mendalam.

Keheningan dan Kesedihan

  • "Dini hari menangis / Embun meraba-raba dengan basah di luar jendela": Pembukaan puisi menggambarkan suasana pagi yang penuh dengan kesedihan dan keheningan. Embun yang meraba-raba jendela melambangkan kelembutan dan kesucian waktu subuh.

Doa dan Pencarian Spiritualitas

  • "Mendung pelupuk mata, mengantongi doa subuh": Mata yang mendung menunjukkan kedalaman emosi, sementara doa subuh diartikan sebagai sesuatu yang berharga dan penuh makna.
  • "Tatkala aku bersimpu mencari pintu langit": Pencarian spiritual di pagi hari digambarkan sebagai usaha untuk menemukan koneksi dengan Tuhan melalui doa dan zikir.

Keberkahan dan Kesucian

  • "Di mana tungku cahaya tak pernah padam / Ayat-ayat mewangi di bibir, serupa kasturi": Pencarian akan cahaya spiritual dan keberkahan yang tidak pernah padam menggambarkan keyakinan dan kedalaman iman. Ayat-ayat yang disebutkan serupa kasturi menunjukkan keharuman dan kesucian kata-kata suci.

Refleksi dan Keyakinan

  • "Subuh yang lahir dari rahim waktu / Meneteskan airmata yang tauhid": Subuh digambarkan sebagai hasil dari waktu yang suci, di mana airmata tauhid mencerminkan kesucian dan kepatuhan kepada Tuhan.
  • "Kaca jendela berembun. Mata fajar menetes pijar": Gambar fajar yang meneteskan cahaya memberikan kesan bahwa subuh adalah saat-saat awal yang membawa pencerahan dan kejelasan.

Kepasrahan dan Iman

  • "Air mataku akan menjelma cahaya, mendekap subuh yang zikir": Air mata yang menjelma cahaya menggambarkan transformasi spiritual melalui doa dan zikir di pagi hari.
  • "Tubuhku pun berzikrullah ke arsy": Pernyataan akhir menegaskan bahwa seluruh tubuh terlibat dalam zikir dan doa, mencerminkan kepasrahan total kepada Tuhan.
Puisi "Subuh yang Zikir" karya A. Rahim Eltara adalah sebuah karya yang menyoroti kedalaman spiritualitas dalam keheningan pagi. Dengan bahasa yang indah dan metafora yang kuat, puisi ini menggambarkan pengalaman doa dan zikir pada waktu subuh sebagai saat yang penuh dengan makna dan kehadiran ilahi.

Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan keheningan dan kesucian subuh, serta bagaimana doa dan zikir dapat membawa pencerahan dan transformasi spiritual. Melalui deskripsi visual dan emosional yang kaya, puisi ini memberikan gambaran yang mendalam tentang hubungan antara manusia dan Tuhan, serta pentingnya momen-momen kecil dalam kehidupan spiritual kita.

Puisi
Puisi: Subuh yang Zikir
Karya: A. Rahim Eltara
© Sepenuhnya. All rights reserved.