Puisi: Sebuku (Karya Fikar W. Eda)

Puisi "Sebuku" karya Fikar W. Eda menawarkan gambaran yang mendalam tentang hubungan antara ibu dan anak serta integrasi budaya dalam kehidupan ...
Sebuku

Ine, inengku 
ine
kutahu sudah makna
doa yang kau sulam
pada selimutku dan
cerita batu belah
yang kau nyanyikan
sebelum
tidur
ku

Ine
, kutahu sudah
arti kasih yang kau
payungi pada langitku
yang kau aliri pada sungaiku
yang kau taburi pada tamanku 
ine
kutahu sudah arti tajuk renggali
tingkah canang tiap kenduri
sorak beru bujang ahei wi

Ine
kaulah pohon rindang tempatku berteduh
kayuh perahu tempatku berlabuh
kau dengan keagungan
ajarkan aku kearifan
betapa sukmaku tak pernah lekang
dari wajahmu

Ine
terimalah sembah
sujudku
ine
.

September, 1988

Sumber: Rencong (2005)

Catatan:
Sebuku: seni meratap dari Gayo.
Ine: (bahasa Gayo) ibu.
Tajuk Renggali: nama bunga di Gayo.
Beru bujang: muda mudi.
ahei wi: efek bunyi.

Analisis Puisi:

Puisi "Sebuku" karya Fikar W. Eda adalah sebuah karya yang menyentuh hati dan penuh makna, menggambarkan kedalaman rasa hormat dan kasih sayang terhadap sosok ibu atau figura ibu dalam budaya Gayo. Menggunakan bahasa dan simbolik yang kaya, puisi ini tidak hanya mencerminkan hubungan pribadi, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai budaya dan spiritual masyarakat Gayo.

Tema

  • Kasih Sayang Ibu: Tema utama puisi ini adalah kasih sayang dan penghargaan terhadap sosok ibu atau figura ibu dalam masyarakat Gayo. Penggunaan kata "Ine" yang berarti ibu dalam bahasa Gayo menunjukkan betapa pentingnya peran ibu dalam kehidupan penulis. Puisi ini menggambarkan hubungan emosional dan spiritual yang mendalam antara ibu dan anak.
  • Nilai-Nilai Budaya Gayo: Puisi ini juga mencerminkan nilai-nilai budaya Gayo, termasuk tradisi, doa, dan simbol-simbol budaya seperti tajuk renggali (nama bunga) dan ahei wi (efek bunyi). Dengan menyebutkan elemen-elemen budaya ini, puisi tidak hanya berbicara tentang hubungan pribadi tetapi juga merayakan warisan budaya yang mempengaruhi kehidupan penulis.

Bait Pertama: Doa dan Cerita

Ine, inengku ine
kutahu sudah makna
doa yang kau sulam
pada selimutku dan
cerita batu belah
yang kau nyanyikan
sebelum 
tidur 
ku

Bait ini mengungkapkan bagaimana sosok ibu memberikan doa dan cerita yang menghibur serta mendidik anaknya sebelum tidur. Doa dan cerita menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, menciptakan rasa aman dan kasih sayang.

Bait Kedua: Kasih Ibu dan Budaya Gayo

Ine, kutahu sudah
arti kasih yang kau
payungi pada langitku
yang kau aliri pada sungaiku
yang kau taburi pada tamanku ine
kutahu sudah arti tajuk renggali
tingkah canang tiap kenduri
sorak beru bujang ahei wi

Bait ini menjelaskan bagaimana kasih sayang ibu meluas ke berbagai aspek kehidupan, termasuk lingkungan sekitar seperti langit, sungai, dan taman. Puisi ini juga merujuk pada elemen-elemen budaya Gayo, seperti tajuk renggali dan ahei wi, yang menunjukkan betapa terintegrasinya budaya dan kasih sayang dalam kehidupan penulis.

Bait Ketiga: Pohon Rindang dan Tempat Berteduh

Ine
kaulah pohon rindang tempatku berteduh
kayuh perahu tempatku berlabuh
kau dengan keagungan
ajarkan aku kearifan
betapa sukmaku tak pernah lekang
dari wajahmu

Bait ini menggambarkan sosok ibu sebagai tempat perlindungan dan tempat berteduh, simbol yang kuat dari keamanan dan kenyamanan. Perbandingan ibu dengan pohon rindang dan perahu yang berlabuh menunjukkan betapa pentingnya peran ibu dalam memberikan rasa aman dan bimbingan.

Bait Keempat: Sembah dan Sujud

Ine
terimalah sembah
sujudku
ine.

Bait terakhir adalah ungkapan penghormatan dan rasa syukur yang mendalam terhadap sosok ibu. Permohonan untuk menerima sembah dan sujud menunjukkan betapa besar rasa hormat dan penghargaan penulis terhadap ibu.

Gaya dan Struktur

  • Gaya Bahasa: Puisi ini menggunakan gaya bahasa yang penuh emosi dan simbolis. Pilihan kata seperti "Ine", "selimutku", dan "pohon rindang" menciptakan gambar yang jelas tentang hubungan intim dan penuh kasih antara ibu dan anak. Gaya bahasa ini tidak hanya menyentuh secara emosional tetapi juga membangun koneksi dengan pembaca melalui simbol-simbol budaya Gayo.
  • Struktur dan Alur: Struktur puisi terdiri dari empat bait yang mengalir dengan lancar, setiap baitnya menambah kedalaman makna dan perasaan yang diungkapkan. Alur puisi ini mengikuti perjalanan emosional dari pengakuan dan penghargaan terhadap sosok ibu hingga ungkapan penghormatan terakhir.

Makna dan Pesan

Puisi "Sebuku" menyampaikan pesan tentang betapa pentingnya sosok ibu dalam kehidupan seseorang, baik dari segi emosional maupun budaya. Dengan mengaitkan kasih sayang ibu dengan elemen-elemen budaya Gayo, puisi ini tidak hanya merayakan hubungan pribadi tetapi juga menghormati warisan budaya yang membentuk identitas penulis. Pesan tentang penghargaan, kasih sayang, dan budaya menjadikan puisi ini sebuah karya yang menyentuh dan kaya makna.

Puisi "Sebuku" karya Fikar W. Eda adalah puisi yang merayakan kasih sayang dan penghargaan terhadap sosok ibu, sambil mencerminkan nilai-nilai budaya Gayo. Dengan gaya bahasa yang penuh makna dan simbolis, puisi ini menawarkan gambaran yang mendalam tentang hubungan antara ibu dan anak serta integrasi budaya dalam kehidupan sehari-hari. Pesan tentang penghargaan dan kasih sayang menjadikan puisi ini sebuah karya yang menyentuh hati dan relevan dalam konteks budaya dan pribadi.


Fikar W. Eda
Puisi: Sebuku
Karya: Fikar W. Eda

Biodata Fikar W. Eda:
  • Fikar W. Eda lahir pada tanggal 8 Mei 1966 di Takengon, Indonesia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.