Analisis Puisi:
Puisi "Seandainya Waktu Lebih Panjang" karya Maskirbi merupakan refleksi mendalam tentang keinginan akan waktu yang lebih panjang untuk menikmati kehidupan dan keberadaan yang lebih bermakna.
Ketidaksenangan dengan Keterbatasan Waktu
Penyair menggambarkan perasaan ketidaksenangan dengan keterbatasan waktu dalam kehidupan. Meskipun telah melangkah jauh dan mengalami banyak hal, waktu masih terasa sangat singkat, menyiratkan bahwa waktu seringkali terasa tidak cukup untuk menikmati segala hal yang diinginkan.
Kerinduan akan Kekalahan
Penyair mengungkapkan kerinduan akan kekekalan dan janji yang dijanjikan oleh waktu yang lebih panjang. Ada keinginan yang mendalam untuk menikmati setiap momen dengan lebih dalam dan meresapi nikmat yang diberikan dalam kehidupan.
Perenungan tentang Kehadiran Seseorang
Penyair merenungkan keberadaan seseorang dalam hidupnya, yang diukur dengan sejumlah ketakberdayaan. Ada usaha untuk menafsirkan makna kenikmatan melalui hubungan tersebut, dan rindu terhadap kehadiran orang tersebut semakin mendalam, memberikan keberadaan yang lebih sempurna.
Ketidakseimbangan antara Kecintaan dan Nikmat
Penyair mengekspresikan ketidakseimbangan antara kecintaan dan nikmat yang diterima dalam hidup. Meskipun ada cinta yang mendalam, tapi masih ada rasa ketidakpuasan karena waktu yang terbatas. Ada keinginan yang kuat untuk memiliki lebih banyak waktu untuk mengekspresikan kecintaan dan menikmati nikmat hidup dengan lebih baik.
Harapan
Judul puisi, "Seandainya Waktu Lebih Panjang," menggambarkan harapan penyair akan waktu yang lebih panjang untuk menikmati kehidupan dengan lebih baik. Ini mencerminkan kerinduan yang universal akan waktu yang lebih panjang untuk mencapai kesempurnaan dan kebahagiaan dalam hidup.
Puisi "Seandainya Waktu Lebih Panjang" mengeksplorasi tema keberadaan, waktu, dan keinginan akan kekekalan dengan cara yang mendalam dan introspektif. Dengan bahasa yang sederhana namun kuat, penyair berhasil menyampaikan perasaan kompleks tentang keterbatasan waktu dan kerinduan akan keberadaan yang lebih bermakna.
Karya: Maskirbi
Biodata Maskirbi:
- Maskirbi lahir pada tanggal 9 Oktober 1952 di Tarutung, Tapanuli Utara.
- Maskirbi dilaporkan dan dinyatakan meninggal dunia pada tanggal 26 Desember 2004 bersamaan peristiwa tsunami di Aceh.