Puisi: Koran Pagi Tanpa Kopi (Karya Mustafa Ismail)

Puisi "Koran Pagi Tanpa Kopi" karya Mustafa Ismail menggambarkan sebuah hubungan yang dipenuhi dengan permainan dan simbolisme dari aktivitas ...
Koran Pagi Tanpa Kopi

Lagi-lagi aku menemukan wajahmu yang pucat dan lucu
seperti bocah-bocah, kau ambilkan sehelai daun dan kau
sentuhkan
di kepalaku sebentar lalu kau lempar ke udara, siapa
yang pertama
menginjak, dialah pemenangnya
dan kakimu dengan tangkas menghancurkan daun itu,
menjadi kopi pagi yang hangat saat berangkat kerja

Sungguh, aku pun lama dalam permainan itu, meski kutahu
kita hanya berpura-pura, tetapi koran-koran telah dengan
tekun
menulisnya - seperti kau menulis surat cinta Sinta atau
Isabella,
tak habis-habisnya, tak putus-putusnya, kata-katamu
mengalir
seperti air, dan hidupnya menjadi begitu bergairah
begitulah kini, saat berangkat kerja, kita melirik koran pagi

Dan kita, lagi-lagi, punya ide buat bermain kembali -
seperti perjudian
permainan kita tidak pernah selesai, sebelum salah satu
di antara kita
benar-benar menjadi pemenang, ya, pemenang yang bukan
saja menang,
juga bisa membuat semua menjadi tenang. Sekarang,
biarkan saja di luar mereka gigit jari, sementara di sini, dari
lantai sekian
gedung ini, aku melempar lagi surat cinta buatmu dan
tangkaplah
dengan seluruh gairah kanak-kanakmu.

Jakarta, 4 Juli 2000

Analisis Puisi:

Puisi "Koran Pagi Tanpa Kopi" karya Mustafa Ismail menggambarkan sebuah hubungan yang dipenuhi dengan permainan dan simbolisme dari aktivitas sehari-hari. Tema sentralnya mencakup dinamika hubungan antara dua individu yang terlibat dalam interaksi yang penuh dengan imajinasi dan keceriaan.

Penggunaan Imaji dan Simbolisme

Ismail menggunakan imaji dari permainan anak-anak, seperti melempar daun dan bermain dengan koran, untuk menggambarkan dinamika hubungan mereka. Daun yang dilemparkan dan diinjak-injak menjadi metafora untuk bagaimana mereka saling mempengaruhi dan mengubah satu sama lain dalam perjalanan hubungan mereka.

Gaya Bahasa yang Ekspresif dan Dinamis

Puisi ini menggunakan bahasa yang ekspresif dan dinamis untuk mengekspresikan keintiman antara kedua tokoh utama. Bahasa yang digunakan sangat khas dengan penggunaan metafora yang kuat, seperti surat cinta Sinta atau Isabella yang tak pernah habis-habisnya, mencerminkan kekhasan dan keindahan hubungan mereka.

Makna dan Pesan Tersirat

Melalui aktivitas sederhana seperti melempar daun dan melirik koran pagi, puisi ini mengungkapkan betapa mereka menemukan kegembiraan dalam rutinitas sehari-hari. Namun, di balik permainan tersebut, terdapat pesan tentang bagaimana mereka membangun dan merawat hubungan mereka dengan imajinasi dan keceriaan yang khas.

Refleksi tentang Hubungan Manusia

Puisi ini juga dapat dilihat sebagai refleksi tentang dinamika hubungan manusia, di mana interaksi sederhana dapat memiliki makna yang dalam dalam membangun kedekatan dan keintiman. Meskipun hanya bermain-main, keintiman mereka tercermin dalam cara mereka berinteraksi satu sama lain dengan penuh gairah dan keceriaan.

Dengan menggabungkan imaji yang kaya dan bahasa yang indah, "Koran Pagi Tanpa Kopi" oleh Mustafa Ismail berhasil menyampaikan pesan tentang dinamika hubungan manusia yang penuh dengan permainan dan imajinasi. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan betapa pentingnya imajinasi dan keceriaan dalam merawat hubungan yang berarti bagi mereka.

Mustafa Ismail
Puisi: Koran Pagi Tanpa Kopi
Karya: Mustafa Ismail

Biodata Mustafa Ismail:
  • Mustafa Ismail lahir pada tanggal 25 Agustus 1971 di Aceh.
© Sepenuhnya. All rights reserved.