Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Keretakan (Karya Mustafa Ismail)

Puisi "Keretakan" karya Mustafa Ismail menggambarkan keadaan dunia yang penuh dengan konflik, kegelisahan, dan kehancuran. Dengan menggunakan ....
Keretakan

Musim murka menelungkup meja persahabatan
kertas tugas berserakan kemana-mana
bergelinding bulu roma senja bercahaya
Di laut, ombak dan badai satukan tenaga
menggulung kehidupan para nelayan dan nahkoda

Di darat, duri menebar di kulit bumi
menusuk dada bocah-bocah lugu
Di udara, pelor-pelor racun terbang
menembus hati dunia

Tiada terlihat jabat waktu yang melaju
senyum yang terbias terkesan pahit, susah dicerna
cermin di dinding kian lebar retaknya
dibanting garang emosi dunia.

Trienggadeng, September 1990

Analisis Puisi:

Puisi "Keretakan" karya Mustafa Ismail menggambarkan keadaan dunia yang penuh dengan konflik, kegelisahan, dan kehancuran. Dengan menggunakan gambaran alam dan metafora yang kuat, puisi ini mengeksplorasi tema-tema seperti ketegangan sosial, kekerasan, dan perubahan yang tidak terelakkan.

Gambaran Alam dan Konflik Manusia

Puisi ini dibuka dengan gambaran "Musim murka menelungkup meja persahabatan", yang menggambarkan suasana yang gelap dan tegang. Metafora ini mengindikasikan kehadiran ketegangan atau konflik di antara manusia, yang dapat mengancam hubungan yang sudah terbina baik ("persahabatan").

Kontras Antara Alam dan Kehidupan Manusia

Mustafa Ismail menggunakan kontras yang kuat antara gambaran alam ("Di laut, ombak dan badai satukan tenaga / menggulung kehidupan para nelayan dan nahkoda") dengan kondisi sosial manusia ("Di darat, duri menebar di kulit bumi / menusuk dada bocah-bocah lugu"). Hal ini menunjukkan ketidakseimbangan dan kekerasan yang terjadi baik di alam maupun di masyarakat manusia.

Kritik Sosial dan Politik

Puisi ini juga mengandung elemen kritik sosial dan politik melalui metafora seperti "pelor-pelor racun terbang / menembus hati dunia". Ini dapat diartikan sebagai kritik terhadap kekerasan, konflik, atau ketidakadilan yang tersebar luas di masyarakat global saat ini.

Refleksi atas Keretakan Waktu dan Emosi

Penutup puisi dengan baris "cermin di dinding kian lebar retaknya / dibanting garang emosi dunia" menciptakan gambaran tentang keretakan yang semakin melebar baik secara fisik maupun emosional. Ini mencerminkan keadaan dunia yang mungkin terasa semakin rapuh atau terancam oleh konflik dan perubahan.

Puisi "Keretakan" karya Mustafa Ismail menawarkan gambaran yang kuat dan mendalam tentang kondisi dunia yang dipenuhi dengan konflik, kegelisahan, dan ketegangan. Dengan menggunakan bahasa yang kaya akan metafora alam dan sosial, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kompleksitas dan kerapuhan kehidupan manusia dalam menghadapi tantangan zaman.

Mustafa Ismail
Puisi: Keretakan
Karya: Mustafa Ismail

Biodata Mustafa Ismail:
  • Mustafa Ismail lahir pada tanggal 25 Agustus 1971 di Aceh.
© Sepenuhnya. All rights reserved.